Focus Group Discussion antara BINUS dengan PT Perkebunan Nusantara VII (Bandar Lampung)
Pada Jumat 3 November 2023, tim dari RIG Geospatial and Economics AI Universitas Bina Nusantara mengadakan kunjungan ke PT Perkebunan Nusantara VII (PTPN VII), Bandar Lampung dalam rangka melakukan kegiatan Focus Group Discussion terkait kebutuhan teknis, tantangan, dan potensi implementasi kecerdasan buatan spasial di PTPN VII dalam Sistem Informasi Geografis yang sudah berjalan selama ini. Hal ini sesuai dengan tujuan utama kegiatan Matching Fund Kedaireka 2023 yaitu hilirisasi teknologi pada Dunia Usaha dan Dunia Industri. Adapun PTPN VII merupakan bagian dari PTPN III (Holding) yang bergerak di bidang perkebunan karet, kelapa sawit, tebu, dan teh dengan wilayah operasi yang meliputi Sumatera Selatan, Bengkulu dan Lampung.
Tim Universitas Bina Nusantara diwakili oleh Bapak Fabian Surya Pramudya, Ph.D., Bapak Dr. Edy Irwansyah, Bapak Dr. Alexander Agung Gunawan Santoso, dan Ibu Syarifah Diana Permai, M.Si., sebagai bagian dari Geo-AI Research and Innovation Lab, sedangkan PT Perkebunan Nusantara diwakili oleh Bapak Heri Novianto, selaku Staff Pengembangan SDM & Assessmen Center beserta perwakilan tim Infomasi dan Teknologi (IT), Tanaman, dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Secara umum FGD ini mengakomodir kegiatan produksi dalam bidang Business Support dibawah pimpinan Bapak Okta Kurniawan, selaku SEVP Business Support PTPN VII.
Dalam Focus Group Discussion (FGD) singkat ini tim dari RIG Geospatial and Economics AI Universitas Bina Nusantara menyampaikan ruang lingkup dan topik kegiatan hilirisasi teknologi dan hasil sementara kegiatan Matching Fund Kedaireka 2023 yang sedang berjalan dengan PT Perkebunan Nusantara IV di Medan yang berjudul “Implementasi Sistem Peringatan Dini Kesehatan Tanaman Berbasis Teknologi Kecerdasan Buatan Geospasial untuk Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit Di PT Perkebunan Nusantara IV “. Diskusi kami lebih banyak terkait pada teknis pengambilan Citra Foto Udara yang belum dapat diimplementasikan di seluruh kebun di PTPN VII. Disampaikan pula bahwa ada tantangan yang sangat besar dalam menjamin kontinuitas data spasial dengan penggunaan Ground Control Point ataupun GNSS RTK yang terkoneksi dengan UAV. Tanpa penggunaan teknologi ini, pembaharuan data dalam Control Tower Dashboard (CTD) yang dimiliki oleh PTPN akan sangat sulit.
Dalam diskusi ini, Tim IT/GIS dan Tanaman PTPN VII juga menyampaikan kebutuhan dan potensi implementasi penggunaan Kecerdasan buatan spasial dalam perhitungan pokok sawit dan tingkat kesehatan tanaman yang tidak mungkin dihindari dalam beberapa tahun yang akan datang. Melalui ekspertise yang dimiliki oleh tim peneliti, kami berusaha untuk menggambarkan berbagai Standard Operational Procedure yang harus ada terlebih dahulu sebelum melangkah pada implementasi kecerdasan buatan. Beberapa contoh antara lain pengolahan data citra foto udara menjadi orthophoto yang terstandardisasi, akuisisi data pada tinggi yang efektif dan efisien, serta dalam kondisi cuaca dan iluminasi matahari yang relatif sama. Kegiatan ini diharapkan tidak hanya mampu memberikan gambaran tentang bagaimana pentingnya kualitas data yang baik dan konsisten sebelum melangkah lebih jauh pada Implementasi Kecerdasan Buatan Geospasial di PT Perkebunan Nusantara VII di waktu yang akan datang, namun juga membuka pintu kerjasama penelitian, pengkayaan mata kuliah, serta kegiatan magang atau Enrichment mahasiswa Universitas Bina Nusantara di PTPN VII.