Capacity Building Bagi Pemerintah Daerah (Pemda) di Banda Aceh
Pelaksanaan kegiatan capacity building Bagi Pemerintah Daerah (Pemda) yang kedua telah dilaksanakan di Banda Aceh pada tanggal 11 November yang bertempat di Ruang Doha, Hotel Grand Arabia Jalan Prof. A. Madjid Ibrahim II No 3, Banda Aceh, NAD. Kegiatan dimulai tepat pukul 09.00 WIB dengan empat narasumber secara berurutan yaitu Bapak Weri, SE., MA selaku Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Banda Aceh, Bapak Ardiansyah BSEE, M.SC dari Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial (PPIDS) Universitas Syiahkuala pada Sesi 1 dan 2 serta Bapak Dika Ahmad Rojikin selaku Solution Engineer dari PT. Esri Indonesia dan Bapak Dr. Ir. Alexander Agung Santoso Gunawan, S.Si., MT., M.Sc., IPM dari School of Computer Science (SoCS) Bina Nusantara University selaku anggota Peneliti masing masing pada sesi ke-3 dan sesi ke-4. Kegiatan capacity building dimoderatori oleh Dr. Ir. Edy Irwansyah, ST., M.Si., IPM., ASEAN Eng selaku Ketua Peneliti Hibah Matching Fund Kedaireka Tahun 2022. Adapun peserta yang hadir sejumlah 17 orang yang berasal dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Banda Aceh dan Dinas Pekerjaan Umum dan Perencanaan Ruang (PUPR) Kota Banda Aceh.
Pada sesi pertama kata pembuka disampaikan oleh Bapak Weri, SE., MA selaku kepala Bappeda dan selanjutnya secara lebih teknis, pemaparan disampaikan oleh Bapak Zulkifly selaku kepala UPTB GIS BAPPEDA Kota Banda Aceh dengan judul “Peran Data dan Informasi Geospasial dalam Perencanaan Pembangunan di Kota Banda Aceh”. Poin penting yang disampaikan oleh narasumber pertama meliputi profil Kota Banda Aceh (luas kota terbaru menurut Permendagri No 63 tahun 2022 dan jumlah penduduk kota), pemanfaatan data informasi spasial untuk penetapan batas desa/kelurahan/gampong se kota Banda Aceh maupun perbatasan kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar menggunakan Pilar hasil pengukuran. Selain itu dipaparkan juga peran data geospasial pada penyusunan rencana tata ruang wilayah (RTRW), ketersediaan sistem informasi tata ruang (SIMTARU), sistem informasi perencanaan pembangunan, validasi data pajak bumi dan bangunan (PBB) dan banyak kegiatan lain yang terkait dengan penyediaan/pemanfaatan data spasial dan SIG seperti PTSP, pemetaan sebaran swalayan, pemetaan Kawasan kumuh bersama Kotaku Project serta pemetaan potensi SDA, perizinan dan asset kota serta fasilitas/infrastruktur kota.
Pada sesi kedua dengan narasumber Bapak Ardiansyah BSEE, M.SC, dipaparkan materi dengan judul “Ketersediaan Data Spasial 2D dan 3D Guna Mendukung Perencanaan dan Pembangunan Kota”. Dua sub topik utama yang disampaikan oleh narasumber yaitu sumber dan ketersediaan data geospasial dan aksi selanjutnya yang diperlukan untuk mendukung pemanfaatan data geospasial bagi PEMDA. Mengenai sumber dan ketersediaan data geospasial, dipaparkan beberapa sumber data geospasial baik yang berformat raster maupun format vector. Khusus untuk data raster dapat bersumber dari SRTM NASA, Digital Elevation Model Nasional (DEMNAS) maupun hasil pemrosesan/analisa data lain. Adapun untuk data vector dapat bersumber dari hasil pengumpulan data menggunakan global positioning system (GPS), import data, konversi (tabular ke spasial), dari sumber lain yang telah memproduksi data, digitasi: menggambar data vektor berdasarkan suatu rujukan peta, Geocoding: alamat menjadi titik koordinat serta hasil pemrosesan/analisa data lain. Beberapa hal yang menjadi perhatian untuk tahapan selanjutnya antara lain 1) Menjaga dan meningkatkan kualitas data, 2) Penyediaan dataset jaringan jalan dan 3) Ketersediaan data 3 dimendi (3D). Mengenai kualitas data, narasumber menyampaikan bahwa produsen data geospasial seharusnya mengacu pada beberapa ketentuan pokok yaitu 1) Peraturan Badan Informasi Geospasial No 18 tahun 2021 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Informasi Geospasial dan 2) SNI ISO 19157:2015 (Referensi ISO 19157:2013 dan SK Penetapan: 199/KEP/BSN/8/2015). Selanjutnya perlu diperhatikan mengenai kombinasi dari enam elemen kualitas data yang meliputi faktor Kelengkapan (Completeness), Konsistensi logis (Logical Consistency), Akurasi posisi (Positional Accuracy), Akurasi tematik (Thematic Accuracy), Kualitas temporal (Temporal Quality) serta Elemen kegunaan (Usability Element).
Sesi keempat diisi oleh narasumber dari mitra peneliti yaitu dari PT. Esri Indonesia yang disampaikan oleh Bapak Dika Ahmad Rojikin (Solution Engineer) secara online dari kantor Esri Indonesia Wilayah Sumatera di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Presentasi yang disampaikan oleh narasumber berjudul “Pemanfaatan Teknologi GIS untuk Perencanaan Kota Cerdas (Smart City) dengan beberapa sub topik utama yang membahas antara lain mengenai contoh contoh aplikasi GIS yang dapat dikembangkan pada level PEMDA, infrastruktur geospasial yang memungkinkan transformasi organisasi PEMDA dan geospasial infrastruktur yang dapat mengintegrasikan layanan yang terdistibusi. Selain itu narasumber menyampaikan beberapa hal penting lainnya seperti bagaimana Citra satelit dan remote sensing dapat memperkaya data GIS, ketersediaan ArcGIS urban sebagai tools yang dapat digunakan pada perencanaan kota dan wilayah serta tantangan dan peluang dalam proses memodernisasi teknologi digital dengan GIS untuk perencanaan ruang. Bagian akhir presentasi dari narasumber Esri, disampaikan banyak contoh visualisasi dari berbagai proyek perencanaan kota yang memanfaatkan data dari informasi geospasial baik 2 dimensi (2D) maupun 3 dimensi (3D) menggunakan teknologi dan perangkat lunak dari ArcGIS platform termasuk ArcGIS Urban.
Bapak Dr. Ir. Alexander Agung Santoso Gunawan, S.Si., MT., M.Sc., IPM menyampaikan materi pada sesi keempat dengan topik “Pengembangan Model Geo-AI pada Data Geospasial”. Sub topik pembahasan dari narasumber terdiri dari definisi geospasial artificial intelligence (Geo-AI) dan geographical information system (GIS), machine learning dan deep learning, research in Geo-AI, deep learning in geospatial information dan future research dan activity yang akan dilakukan selanjutnya. Pada pembahasan mengenai deep learning in geospasial, dijelaskan beberapa use-case yang umum digunakan untuk ekstraksi informasi geospasial seperti segmentasi, instance segmentasi dan object detection. Narasumber memaparkan beberapa contoh implementasi baik pada arsitektur maupun algoritma deep learning yang berbeda maupun data satelit/foto udata yang juga berbeda secara format maupun resolusi data.
Pada akhir kegiatan, kegiatan dilanjutkan dengan tanya jawab. Beberapa pertanyaan yang penting antara lain disampaikan kepada Kepala UPTB GIS dari peserta antara lain mengenai fasilitas berbagi data dan geoportal/geoservice yang belum tersedia pada WebGIS Bappeda Kota Banda Aceh serta bagaimana pemetaan peran data spasial/GIS pada penyelesaian sengketa batas Desa/kelurahan/Gampong yang terjadi dibeberapa tempat di Kota Banda Aceh. Adapun pertanyaan yang diajukan pada narasumber ke-2 (Bapak Ardiansyah BSEE, M.SC) adalah mengenai metodologi untuk pemetaan 3D menggunakan LIDAR dan kemungkinannya untuk dapat diterapkan untuk tujuan akuisisi data Kota Banda Aceh.