People Innovation Excellence

ChatGPT sebagai masa depan konselor digital, apakah mungkin AI dapat menggantikan konseling tradisional? 

Mengenal Potensi Teknologi AI untuk Membantu Konseling Psikologis secara Digital 

Artificial Intelligence (AI) kini mampu menjadi asisten konseling digital melalui chatbot. Sistem percakapan berbasis AI seperti Woebot yang dirancang untuk memantau mood dan mengelola kecemasan atau depresi melalui pendekatan CBT (Cognitive Behavioral Therapy) yang sudah diuji klinis. Pendekatan AI ini memungkinkan dukungan kesehatan mental tersedia secara real-time, murah, dan tanpa batas ruang maupun waktu, sangat membantu di area yang kekurangan tenaga profesional atau bagi mereka yang kesulitan akses layanan tradisional (Sumber: https://www.wsj.com/tech/ai/student-mental-health-ai-chat-bots-school-4eb1ba55 ).  

Sumber: Unsplash

 

Tantangan Besar yang Dihadapi dalam Pengembangan Konselor Digital Berbasis AI 

Teknologi AI sebagai konselor saat ini memiliki beberapa tantangan yang dihadapi, namun juga menawarkan potensi besar untuk membantu memperluas akses layanan kesehatan mental secara digital. Tantangan terbesar yang dihadapi antara lain :  

  • Etika dan regulasi: Isu seperti privasi data, algoritma yang bias, dan transparansi AI menjadi tantangan besar yang harus diatasi melalui regulasi dan desain yang bertanggung jawab. 

Sumber: Unsplash

 

Studi Kasus & Peluang Akademik Terkait AI dalam Konseling  

Privasi Data Emosi: Sistem harus menjaga data pribadi dan emosi pengguna dengan aman. 

  • Riset akademik: Studi memperkuat bahwa AI sebaiknya digunakan sebagai pendamping konseling manusia (alat bantu diagnosa), bukan pengganti, terutama sebagai contoh penelitian (http://dx.doi.org/10.3390/bs15030287 ) yang berfokus sebagai konselor dengan menggunakan GenAI di sekolah, yang pada akhirnya tetap membutuhkan interpreter manusia untuk membutuhkan feedback tambahan 
  • Contoh sistem AI yang saat ini dikembangkan : 
  • PsyCounAssist – asisten konseling berbasis AI yang menggabungkan deteksi emosi dari suara dan sinyal fisiologis untuk laporan sesi otomatis dan follow-up pasien secara personal https://doi.org/10.48550/arXiv.2504.16573  

 

Penulis 

Stefanus Benhard S.Kom. (FDP Scholar)

 

Referensi 

  1. https://www.wsj.com/tech/ai/student-mental-health-ai-chat-bots-school-4eb1ba55 
  2. https://web.unikom.ac.id/aplikasi-edukasi-dan-konseling-kesehatan-mental-berbasis-ai-untuk-remaja   
  3. https://www.theguardian.com/society/2025/aug/30/therapists-warn-ai-chatbots-mental-health-support 
  4. Chan, C. K. Y. (2025). AI as the Therapist: Student Insights on the Challenges of Using Generative AI for School Mental Health Frameworks. Behavioral Sciences, 15(3), 287. https://doi.org/10.3390/bs15030287 
  5. Liu, X., Xu, J., Sun, T. (2025). PsyCounAssist: A Full-Cycle AI-Powered Psychological Counseling Assistant System. arXiv preprint arXiv:2504.16573. 
  6. Qiu, H., Li, A., Ma, L., Lan, Z. (2023). PsyChat: A Client-Centric Dialogue System for Mental Health Support. arXiv preprint arXiv:2312.04262. 

 

 

Last updated :

SHARE THIS