People Innovation Excellence

Portfolio vs Sertifikasi: Mana yang Lebih Penting?

Hai, Software Engineers!

Kalau kamu lagi cari kerja di dunia IT, pasti pernah kepikiran, “Lebih penting mana, punya portofolio keren atau sertifikasi profesional?”. Pertanyaan ini sering muncul, apalagi buat fresh graduate atau career switcher yang baru masuk ke industri ini.

Jawabannya? Tergantung! Yuk, kita bahas satu per satu biar lebih jelas.

 

Portfolio: Bukti Nyata Skill Kamu

Portofolio itu ibarat “etalase” yang menunjukkan skill dan proyek yang sudah kamu buat. Ini jadi cara terbaik buat membuktikan ke calon employer kalau kamu benar-benar bisa ngoding, desain UI/UX, atau membangun sistem.

Kenapa Portfolio Itu Penting?

  • Bisa menunjukkan kemampuan praktis kamu dalam teknologi tertentu.
  • Memperlihatkan cara berpikir dan problem-solving dalam mengembangkan proyek.
  • Bisa menjadi nilai tambah besar dibanding kandidat lain yang hanya punya teori.
  • Recruiter dan hiring manager lebih suka melihat bukti nyata dibanding sekadar klaim di CV.

Apa yang Harus Ada di Portfolio?

  • Proyek nyata yang menunjukkan skill yang relevan dengan pekerjaan yang kamu incar.
  • Link GitHub, website pribadi, atau demo aplikasi.
  • Deskripsi proyek (teknologi yang digunakan, tantangan, dan solusi yang diterapkan).
  • Kalau bisa, tambahkan dokumentasi atau studi kasus singkat.

Contoh Portfolio yang Bagus:

  • Seorang frontend developer bisa menunjukkan proyek landing page interaktif atau aplikasi web yang dibuat dengan React/Vue.
  • Seorang backend developer bisa menyertakan API yang dibangun dengan Node.js atau Django.
  • Seorang UI/UX designer bisa memamerkan mockup dan wireframe hasil karyanya.

 

Sertifikasi: Bukti Resmi Kompetensi Kamu

Sertifikasi adalah validasi dari pihak ketiga yang menunjukkan bahwa kamu memiliki pemahaman tertentu dalam suatu bidang teknologi. Biasanya, sertifikasi ini berasal dari organisasi atau vendor teknologi besar seperti Google, AWS, Microsoft, atau Cisco.

  • Kenapa Sertifikasi Itu Penting?
  • Bisa jadi nilai tambah di CV, terutama kalau kamu melamar ke perusahaan besar.
  • Berguna buat bidang yang butuh standar industri, seperti cloud computing, cybersecurity, atau network engineering.
  • Bisa membuktikan pengetahuan teoretis dan konsep dasar dalam suatu teknologi.
  • Beberapa perusahaan mewajibkan sertifikasi tertentu untuk posisi spesifik.
  • Sertifikasi yang Populer di Dunia IT:
  • Cloud & DevOps: AWS Certified Solutions Architect, Google Associate Cloud Engineer, Docker Certified Associate.
  • Cybersecurity: CompTIA Security+, Certified Ethical Hacker (CEH), CISSP.
  • Software Development: Microsoft Certified: Azure Developer, Google Professional Cloud Developer.
  • Data Science & AI: IBM Data Science Professional Certificate, TensorFlow Developer Certification.
  • Kapan Sertifikasi Sangat Dibutuhkan?
  • Kalau kamu ingin masuk ke perusahaan besar yang mensyaratkan sertifikasi.
  • Jika kamu career switcher dan butuh validasi skill tanpa banyak pengalaman kerja.
  • Kalau kamu ingin menambah kredibilitas di bidang yang lebih teknis.

 

Jadi, Mana yang Lebih Penting?

  • Kalau Mau Masuk Startup atau Perusahaan Teknologi Modern?

➡ Portfolio lebih penting! Startup lebih fokus pada hasil nyata daripada sekadar sertifikat.

  • Kalau Mau Masuk Perusahaan Besar atau Korporasi?

➡ Sertifikasi bisa jadi nilai tambah! Banyak perusahaan besar melihat sertifikasi sebagai bukti kompetensi.

  • Kalau Kamu Fresh Graduate atau Career Switcher?

➡ Gabungan keduanya akan lebih kuat! Portfolio menunjukkan kemampuan praktis, sementara sertifikasi bisa jadi validasi formal.

 

Idealnya? Punya Keduanya!

Kalau bisa, gabungkan portfolio dan sertifikasi supaya lebih stand out di mata recruiter:

  • Gunakan sertifikasi untuk memperkuat CV dan menunjukkan keahlian teoretis.
  • Buat portfolio untuk membuktikan bahwa kamu bisa menerapkan ilmu tersebut dalam proyek nyata.
  • Tampilkan kedua elemen ini di LinkedIn, GitHub, atau website pribadi.

Contoh Strategi Kombinasi Portfolio & Sertifikasi:

  1. Seorang Backend Developer bisa punya portfolio API RESTful di GitHub + sertifikasi AWS Certified Developer.
  2. Seorang Data Scientist bisa punya portofolio proyek Machine Learning di Kaggle + sertifikasi TensorFlow Developer.
  3. Seorang UI/UX Designer bisa punya portofolio desain di Dribbble/Behance + sertifikasi Google UX Design Certificate.

 

Nggak ada jawaban pasti mana yang lebih penting antara portfolio vs sertifikasi—semuanya tergantung jalur karier yang kamu ambil. Tapi kalau mau lebih unggul di pasar kerja, punya keduanya akan lebih baik!

Kalau kamu lebih suka “learning by doing” dan pengen cepat dapat kerja, fokuslah membangun portfolio. Tapi kalau kamu ingin validasi tambahan atau masuk industri yang lebih teknis, tambahkan sertifikasi untuk memperkuat kredibilitas kamu.

Jadi, kamu tim Portfolio atau Sertifikasi? Atau justru tim “Punya Keduanya”??

 

Penulis: Panji Arisaputra S.Kom. M. Kom.

Sumber Referensi:

Last updated :

SHARE THIS