Andrew, Penerima Penghargaan WIBOWO AWARD 2013
Artikel menarik tentang mahasiswa TI yang berhasil meraih mimpi dan memperjuangkan cita-citanya demi mendapatkan WIBOWO AWARD !
Halo Binusian, nama saya Andrew Steven Puika (22) merupakan salah satu mahasiswa Binus dari program Computer Science Binusian 2013.
Setelah saya menyelesaikan pendidikan SMA, saya ingin sekali kuliah di Binus University karena terkenal dengan kemajuan teknologi dan IT-nya. Berhubung saya hobi mengotak-atik komputer dan handphone, maka saya memutuskan untuk mengambil jurusan Teknik Informatika.
Sekilas tentang latar belakang, saya bukanlah orang yang sangat pintar dan saya tinggal bersama orang tua yang mempunyai finansial pas-pasan. Sejak kelas 1 SMA, saya sudah membantu bisnis keluarga dalam mengurus administrasi, setoran uang dan pelaporan pajak. Setiap hari rutinitas saya adalah bekerja pada pagi, sekolah pada siang sampai sore dan waktu malam untuk belajar serta mengerjakan PR.
Orang tua menyuruh saya bekerja supaya saya selangkah lebih pintar dari orang lain. Bisnis keluarga ini dibangun supaya taraf kehidupan kami sekeluarga lebih baik. Pada kenyataannya, bisnis keluarga ini tidak selalu bagus kondisinya, awal-awalnya perusahaan untung, belakangan rugi terus sampai kurang lebih 1 tahun berturut-turut. Dari membantu bisnis keluarga itulah, saya belajar untuk mengatur waktu dengan baik, disiplin dan mengenal dengan baik sebuah istilah bahwa “Cari duit itu tidak gampang, butuh skill dan kerja keras”.
Saya beruntung sekali karena sekolah saya bekerjasama dengan Binus University dalam program PMDK, sehingga saya dibebaskan uang sumbangan serta mendapatkan biaya masuk kuliah paling termurah. Saya bersyukur karena bisa mengurangi beban orang tua dalam membayar biaya masuk perkuliahan. Mendengar kabar saya diterima sebagai mahasiswa Binus dengan biaya termurah, membuat orang tua saya bangga. Mulai dari kebanggaan orang tua tersebut, saya ingin membuat mereka lebih bangga lagi terhadap saya untuk kedepannya.
Sebagai mahasiswa baru, saya memiliki semangat yang luar biasa karena dapat bergabung dengan universitas yang saya pilih. Dari semangat itulah sejak menginjakkan kaki di Binus, saya memilih untuk menjadi mahasiswa berprestasi dan membuat bangga orang tua saya.
Dalam menjalani POM (Program Orientasi Mahasiswa) Binusian bersama mentor saya yang bernama Prana dan Rika, saya makin tertarikdengan Binus karena tidak hanya kuliah saja, tetapi ada banyak sekali wadah dimana saya bisa berorganisasi dan meningkatkan softskill saya. Mentor saya menjelaskan bahwa kita bisa mendapatkan beasiswa setiap semesternya dengan meraih IPK diatas 3,75 khusus untuk FASILKOM (Fakultas Ilmu Komputer).Kemudian Binus juga memberikan 3 jenis penghargaan untuk mahasiswa berprestasi yang hanya bisa didapat oleh 1 mahasiswa per 1 angkatan wisuda yang memiliki IPK luar biasa. Award yang diberikan terdiri dari Binusian Award of Exellence (untuk mahasiswa IPK 4.00 mentok), Binusian Award (untuk mahasiswa yang membawa nama baik Binus dari karya ilmiah maupun kompetisi) danWibowo Award (untuk mahasiswa yang aktif berorganisasi).
Dari penjelasan mentor saya, membuat saya makin termotivasi untuk menjadi mahasiswa berprestasi di Binus. Saya menentukan sebuah pilihan hidup yang sangat besar dalam diri bahwa saya harus mendapatkan beasiswa setiap semesternya untuk meringankan biaya orang tua dan menuju 1 award yang akan membuat saya selalu termotivasi untuk mengembangkan diri yaitu Wibowo Award.
Tibalah disatu sesi POM Binusian untuk pengenalan Binusmaya. Disesi tersebut dikenalkan sebuah fitur dalam Binusmaya yang bernama Noble Dream untuk mencatat impian kita dan langkah-langkah untuk mencapai impian tersebut. Berikut adalah Noble Dream yang saya tulis:
Semasa waktu SMA, saya pernah mengikuti sebuah seminar yang membahas tentang impian dan dari sana belajar bahwa tidaklah cukup dengan menuliskan Noble Dream yang belum tentu tiap hari dibuka. Oleh karena itu, saya menuliskan impian saya di sebuah kertas notes bernama Dream Paper, lalu saya tempelkan di dinding yang berada tepat diatas meja belajar saya.
Saya berharap dengan hal tersebut dapat mengingatkan saya setiap hari apa tujuan saya. Pada saat saya jatuh, saya kembali diingatkan oleh Dream Paper tersebut.
Kemudian, saatnya untuk memulai langkah awal mencapai impian tersebut, yaitu memilih OK (Organisasi Kemahasiswaan). Dari sekian banyak organisasi yang ditawarkan, pada awalnya saya mendaftar BNEC (Bina Nusantara English Club), BNCC (Bina Nusantara Computer Club) dan HIMTI (Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika) karena menurut saya organisasi tersebut sangat menarik dan memiliki prestasi yang baik pada tahun-tahun sebelumnya.
Ketika makin naik semester, saya sadar untuk fokus terhadap satu organisasi saja untuk dikembangkan. Dari ketiga organisasi tersebut, kebetulan kakak di HIMTI memberikan banyak kepercayaan maupun tanggung jawab kepada saya. Dari banyaknya tanggung jawab, membuat saya semakin merasa memiliki HIMTI. Oleh karena itu saya memilih HIMTI (Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika) sebagai organisasi pegangan saya.
Di HIMTI saya belajar mengenai kekeluargaan dalam organisasi,saling menghargai terhadap orang yang sudah berusaha apapun usahanya walaupun sedikit, dan tidak perlu gengsi karena gengsi menghambat proses belajar kita.Di organisasi ini saya juga berkesempatan untuk melatih manajemen waktu, manajemen prioritas, manajemen energi, dan manajemen uang. Walaupun sejak SMA saya merasa bisa dalam manajemen tersebut, tidak ada salahnya pengalaman tersebut dilatih, dikembangkan dan dibagikan ilmunya ke sesama aktivis.
Dalam HIMTI saya berjuang dari Aktivis Public Relation & Inventory, kemudian dipercaya sebagai Coordinator Public Relation & Marketing dan terakhir menjadi sebagai Internal Vice President. Saya sangat senang sekali ketika diberikan kepercayaan yang sangat besar tersebut. Oleh karena itu, saya komitment tidak akan mengecewakan orang yang sudah percaya kepada saya.
Tidak hanya serius berorganisasi, di HIMTI saya menemukan sahabat-sahabat yang sangat peduli terhadap saya, temen belajar, temen bercanda, temen curhat sampai temen skripsi.
Disamping menjadi aktivis HIMTI, saya juga berkarya sebagai BC (Buddy Coordinator) dalam FEP (Freshmen Enrichment Program) yang menggantikan program Mentor POM. Pada waktu itu, BC adalah angkatan perintis dan kami selalu menyebutkan diri kami adalah “BC 1st Generation”. Keinginan saya untuk jadi BC simpel, yaitu mencari pengalaman dan mengisi waktu kosong liburan. Daripada liburan lebih baik cari pengalaman.
Menjadi BC 1st Generation adalah momen yang tidak terlupakan. Kesan pertamaku, walaupun kita BC berbeda jurusan, tetapi kompak banget. Selalu saling tolong menolong dan selalu semangat dalam bertugas. Walaupun keringat terus mengalir dan dibawah terik sinar matahari, kami para BC tetep tersenyum. Semangat, senyum dan kompaktersebut membuat kami para BC ketagihan untuk bertugas lebih dari 1 gelombang.
Selama di HIMTI, saya ingin sekali memanfaatkan wadah ini sebaik mungkin untuk berkreasi. Melihat masalah di HIMTI yang sangat susah promosi event HIMTI sendiri ke mahasiswa, saya melakukan inovasi membuat Cl@ss Messenger bersama Andy Wijaya (salah satu aktivis HIMTI). Cl@ss Messenger merupakan sistem koordinasi kelas untuk memberitakan kegiatan HIMTI dengan berkoordinasi dengan messenger disetiap kelas jurusan TI. Memang rasanya sulit sekali untuk mengajukan program ini ke Jurusan, karena ekspektasi Jurusan sangat tinggi terhadap program ini. Bersyukur sekali karena pihak Jurusan mau diajak untuk berdiskusi untuk lebih memantapkan program ini. Setelah program ini launching, mulailah diadakan pendaftaran, sosialisasi dan pemantauan secara berkala. Memang rasanya sulit sekali untuk memulai sebuah program kerja baru ditengah-tengah program kerja yang sudah berjalan, karena saya merasa kurang mendapatkan support dibandingkan program kerja yang sudah ditentukan dari awal. Tetapi hal itu tidak membuatku patah semangat dan maju terus dalam menjalankan program ini. Beruntung sekali di HIMTI ada beberapa aktivis seangkatan dan adek angkatan yang peduli dan ikut mendukung jalannya program ini.
Kemudian, saya bersyukur dapat bertemu dengan Budi (salah satu mahasiswa dari kampus Alam Sutra) yang menyukai Android. Budi tertarik sekali untuk membuat komunitas Android dilingkungan Binus. Menimbang bahwa komunitas ini sangat bagus buat kedepannya, apalagi Android merupakan teknologi yang baru dan sangat berkembang, saya mengajak beberapa aktivis HIMTI yang sukarela untuk membimbing dan mengkoordinasikan Budi dan rekan-rekannya untuk mewujudkan ACOMBEE (Android Community Binus) yang telah launching pada bulan October 2012.
Tiga setengah tahun saya lewati. Dengan konsisten, saya meraih nilai yang bagus dan aktif berorganisasi. Pada akhirnya saya menyelesaikanperkuliahan dansidang skripsi saya dengan tepat waktu. Dengan perjuangan selama dibangku kuliah, saya berhasil meringankan beban orang tua dengan mendapatkan potongan biaya SKS sebanyak 16 setiap 4 semester dari semester 3-6 dengan IPK yang tinggi dan bertugas menjadi mentor/tutor SAC.Dengan total 64 SKS tersebut, saya sudah menghemat sebesar Rp38.400.000 selama kuliah di Binus.
Tanggal 23 July 2013 tiba. Tanggal tersebut adalah tanggal wisuda untuk saya dan teman-teman. Akhirnya juga semua perjuangan keras saya terbayarkan didalam wisuda ini. Saya sangat senang sekali dapat mengundang orang tua, adik-adik dan oma saya untuk menghadiri wisuda ini. Semua usaha saya untuk meraih potongan SKS sebanyak 64 SKS, dan menjadi mahasiswa yang berprestasi hanya untuk meringankan beban mereka.
Dulu saya sering sekali diomelin sama orang tua karena jarang pulang ke rumah demi ngurusin organisasi. Orang tua saya sering berkata “kamu ga sayang papi mami, kamu lebih mementingkanorganisasi daripada keluarga”. Dalam upacara wisuda, saya sangat terkejut karena menerima sebuah penghargaan yang sudah saya pilih sejak menginjakkan kaki di Binus, yaitu Wibowo Award! Penghargaan ini merupakan hasil dari kerja keras saya aktif berorganisasi dan tetap mempertahankan IPK dengan sebaik-baiknya. Bagi saya award ini adalah sebuah hadiah dari kerja keras tersebut. Terlebih lagi, ketika nama saya dipanggil untuk maju kedepan panggung wisuda, orang tua saya menjerit senang dan teriak “itu anak saya, itu anak saya”. Mereka sangat bangga memiliki anak seperti saya.
Diatas adalah sekilas dari seluruh cerita perjuangan saya sebagai mahasiswa di Binus. Jika mau diceritakan semuanya, pasti pembaca akan lelah membacanya, hehe. Dari cerita ini saya ingin membagikan beberapa tips per poin mengapa saya bisa meraih impian saya.
- Tidak perlu jadi orang pintar, jadilah orang yang mau belajar.
- Tidak hanya belajar saya, tetapi analisa dan praktekkan. Setiap saya menghadiri training maupun seminar, saya tidak pernah mengharapkan sertifikat, melainkan saya mengharapkan apa yang bisa saya bawa pulang untuk perkembangan saya.
- Dalam bersosialisasi maupun bekerja, hargailah setiap orang yang sudah berusaha. Hargailah usahanya walaupun sekecil apapun itu.
- Saya tidak pernah takut gagal maupun salah. Dalam perjuangan tersebut, saya sering sekali salah dan gagal dalam mengerjakan suatu hal. Yang membuat saya tetap tegar, adalah rasa tanggung jawab. Jadikanlah kegagalan dan kesalahan sebagai pembelajaran, karena kegagalan adalah sukses yang tertunda.
- Banyak kegiatan, pasti banyak masalahnya. Jika ada masalah yang tidak bisa diselesaikan sendiri, coba sharingkan dengan teman yang dipercaya. Jika konteksnya tim, jangan menanggung semua beban masalah tersebut. Sharingkan dan rundingkan dengan tim bagaimana pemecahannya. Karena selama saya berorganisasi cukup banyak mahasiswa yang menanggung masalahnya sendiri dan akhirnya kecewa karena tidak dibantuin. Pada dasarnya, bagaimana orang lain mau bantu kalau kita tidak ceritakan masalahnya.
- Take a chance to lead. Jika ada kesempatan untuk memimpin, saya selalu mengambil kesempatan tersebut. Karena kesempatan dapat menghilang kapan saja.
- Menurut saya, kesempatan hanya muncul bagi orang yang kompeten dan berkelakuan baik. Jadilah orang seperti itu.
- Janganlah malu maupun gengsi untuk melakukan sesuatu dengan itikad baik.
- Penting sekali untuk menentukan Goal Setting dan membuat Goal Setting tersebut terlihat setiap hari untuk mengingatkan teman-teman. (Contoh: Dream Paper, Dream Book, Dream Sticker dan Noble Dream Binusmaya)
- Setelah Goal Setting dibuat, tentukan juga langkah-langkah yang realistis untuk mencapainya.
- Konsisten dalam pikiran, perbuatan dan perkataan. Tetapi tetep bijak dalam situasi dan kondisi yang dihadapi saat itu.
- Konsultasikan setiap masalah yang dihadapi dengan orang tua juga, karena saya sering mengalami apa yang dikatakan orang tua selalu benar.
- Terakhir yang paling penting adalah manajemen waktu, prioritas, dan energi. Cara saya manajemen ini mudah, cukup sediakan waktu luang sekitar 30 menit setiap harinya untuk memikirkan kembali kegiatan-kegiatan, prioritasnya dan kesanggupannya. Tidak bisa semua kegiatan diambil sendiri, karena kita sebagai manusia juga memiliki batasan dari pikiran dan energi. Menurut survey yang SAC Binus adakan, faktor nomor 1 kenapa mahasiswa gagal adalah manajemen waktu. Berarti faktor nomor 1 kenapa mahasiswa berhasil jugaadalah manajemen waktu.
Sekian cerita singkat beserta tips dari saya. Semoga cerita ini dapat menginspirasi teman-teman yang sedang berjuang diperkuliahan maupun aktifitas organisasi.
Terakhir saya ingin mengucapkan terimakasih kepada keluarga saya, HIMTIers, Dito dan Arini sebagai temen skripsi, seluruh dosen yang pernah mengajar saya, orang-orang jurusan TI yang selalu memberikan masukan sekaligus mudah dihubungi, Pak Andreas Chang yang selalu menginspirasi dan mendengarkan masukan dari saya, Mba Wid sebagai pembina HIMTI, kawan-kawan BC beserta Koor BC, rekan-rekan belajar di SAC, kolegadan Tuhan yang berkarya melalui saya.
Selamat atas keberhasilan mu, Andrew !