Keamanan data bagi setiap pengguna adalah hal yang paling penting yang harus dijaga sebaik-baiknya. Di zaman serba digital, password menjadi salah satu hal yang sangat diperlukan. Email, Social Media, Ponsel, Komputer dan lain sebagainya di dalam kehidupan kita sehari-hari telah menggunakan password. Kegunaan dari password sendiri tidak lepas dari memastikan supaya akun dan data yang kita miliki tidak bocor oleh orang dekat atau peretas sekalipun. Semakin sulit kombinasi password, semakin aman pula login kita. Nah saking rumitnya kombinasi password yang dibuat, terkadang membuat pengguna justru lupa dengan sandinya sendiri.

Hal tersebut nyatanya disadari oleh perusahaan teknologi. Mereka mencoba menggantikan password dengan teknologi lain yang lebih mudah. Seperti yang telah kita ketahui, ada banyak hal yang telah menggantikan password pada zaman sekarang ini seperti penggunaan sidik jari, pengenalan wajah, pemindaian iris, dan pengenalan suara yang merupakan identitas pengenal seseorang. Selain hal-hal tersebut, ada hal lain yang bisa digunakan sebagai pengganti password yaitu pengenalan detak jantung.

Adalah sekelompok ilmuwan di Universitas Buffalo, Amerika Serikat (AS) yang diketahui tengah mengembangkan metode password komputer dari detak jantung manusia. Sederhananya, saat membuka komputer, pengguna hanya perlu memakai detak jantungnya sebagai password. Layaknya sidik jari dan iris mata, detak jantung pada setiap manusia juga berbeda dari satu dengan yang lain. Fakta ini membuat detak jantung bisa memverifikasi identitas seseorang melalui pendektesi electrocardiogram (EKG) yang tepat. Elektrokardiogram sendiri merupakan grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu.

Caranya sendiri mirip dengan sistem pemindai sidik jari dan wajah, system yang dikembangkan ini akan menggunakan rada Doppler untuk mendeteksi jantung pengguna.

Jadi, saat pertama kali memindai detak jantung, sistem akan langsung menyimpan rekam data detak jantung tersebut dan memastikan tidak ada pengguna lain yang detak jantungnya sama.

Untuk sekarang, sistem pemindaian detak jantung masih membutuhkan waktu sekitar delapan detik untuk membaca detak jantung penggunanya. Nanti, komputer yang disematkan perangkat pemindai detak jantung bisa mendeteksi pengguna dari jarak 30 meter sekali pun untuk segera membuka perangkatnya.

Oleh :

Della Clarissa (1901489121)
Irene Anindaputri Iswanto, S.Kom., M.Sc.Eng  (D5874)

Referensi