Virtual Reality
Virtual reality (VR) atau realitas maya adalah teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer (computer-simulated environment), suatu lingkungan sebenarnya yang ditiru atau benar-benar suatu lingkungan yang hanya ada dalam imaginasi. Singkatnya VR (Virtual Reality) pemunculan gambar tiga dimensi sehingga terlihat nyata dengan menggunakan suatu alat. Lingkungan realitas maya terkini umumnya menyajikan pengalaman visual, yang ditampilkan pada sebuah layar komputer atau melalui sebuah penampil stereokopik dengan menambahkan informasi pengindraan seperti suara melalui speaker. Virtual teknologi membuat sebuah perubahan besar pada sejarah pemikiran manusia dan saat ini menjadi trend untuk membantu meningkatkan kualitas kinerja dan produk. Secara teknis virtual reality digunakan untuk menggambarkan lingkungan 3 dimensi yang dihasilkan oleh komputer dan dapat berinteraksi dengan seseorang. Contoh teknologi virtual yang sederhana adalah Google Cardboard karena dibuat menggunakan kertas. Google Cardboard ini belum begitu memiliki banyak fungsi, namun dengan Google Cardboard pengguna akan merasakan virtual reality dengan cara menggabungkan smartphone yang memiliki sensor Gyroscope dengan Google Cardboard. Teknologi virtual reality ini umumnya digunakan pada bidang medis, property, arsitektur, penerbangan, hiburan. Contoh dari virtual reality hiburan yaitu, game FPS (First Person Shooter) yang akan membuat pengguna merasa berada didalam game tersebut. Selain itu, virtual reality digunakan pada foto dan video 360 derajat yang membuat pengguna merasa berada ditempat tersebut.
Jaron Lanier mengakui bahwa ia menggunakan istilah “Realitas maya” pertama kali pada tahun 1980-an, Namun istilah tersebut telah digunakan juga oleh Myron Krueger, yaitu “Kenyataan tiruan” yang telah digunakan sejak tahun 1970-an. Konsep realitas maya sendiri telah dipopulerkan media massa melalui film seperti Brainstrom dan Lawnmower Man. Morton Heilig menulis pada tahun 1950-an mengenai “Teater Pengalaman” yang dapat meliputi semua indra dengan suatu cara efektif, Ia membangun suatu prototipa dari visi nya yang di namakan Sensorama pada 1962, bersama dengan lima film pendek untuk dipertunjukkan di dalamnya dengan melibatkan berbagai indra (penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sentuhan). Teknologi virtual reality yang lebih awal adalah Peta Bioskop Aspen, yang diciptakan oleh MIT pada tahun 1977. Programnya adalah suatu simulasi kasar tentang kota Aspen di Colorado, dimana para pemakai bisa mengembara dalam salah satu dari tiga gaya yaitu musim panas, musim dingin, dan poligon. Dua hal pertama tersebut telah didasarkan pada foto, karena para peneliti benar-benar memotret tiap-tiap pergerakan yang mungkin melalui pandangan jalan kota besar pada kedua musim tersebut, dan yang ketiga adalah suatu model dasar tiga dimensi (3D) kota besar. Akhir tahun 1980 istilah “Virtual Reality” telah dipopulerkan oleh Jaron Lanier, salah satu pelopor modern dari bidang tersebut. Lanier yang telah mendirikan perusahaan VPL Riset pada tahun 1985, telah mengembangkan dan membangun sistem “kacamata hitam dan sarung tangan” yang terkenal pada masa itu. Virtual Reality merupakan teknologi yang memungkinkan seseorang melakukan suatu simulasi terhadap suatu objek nyata dengan menggunakan komputer yang mampu membangkitkan suasana tiga dimensi (3D) sehingga membuat pengguna seolah-olah terlibat secara fisik. Sistem
Media informasi terus berkembang dengan sangat cepat dan hadirnya teknologi yang semakin membawa kemudahan bagi manusia agar sebuah pesan dapat tersampaikan dengan baik, tepat, cepat dan bermanfaat. Salah satu perkembangan teknologi yang maju adalah VR, VR menjadi alternatif dikarenakan penyajian pesan yang interaktif juga dengan memberikan lingkungan yang imersif sebagai daya tarik pengguna. Saat berada dalam lingkungan virtual, pengguna akan merasa seolah menyatu dengan dunianya dan dapat berinteraksi dengan objek-objek yang ada di sana. Hal ini disebut dengan Telepresence yang dapat diartikan sebagai pengalaman keberadaan seseorang terhadap lingkungan melalui sebuah media. Dengan adanya teknologi Virtual Reality mampu memberikan informasi secara nyata dan bisa berinteraksi langsung dengan lingkungan dan gedung, walaupun pada tampilan gedung dan lingkungan masih terlihat low poly. Dengan menyiapkan smartphone yang sudah mendukung atau sudah support sensor Gyroscope dan menyiapkan kacamata Google CardBoard atau VRBox, pengguna bisa langsung menggunakan aplikasi 3D virtual reality dan bisa langsung memainkannya. Efek dari penggunaan aplikasi ini dapat menyebabkan pengguna sedikit terasa pusing karena tidak terbiasa menggunakan aplikasi tersebut. Aplikasi 3D Virtual Reality ini dibuat dengan menggunakan software Unity, Blender, dan bahasa pemrograman C. Fitur yang tersedia dalam aplikasi ini adalah mulai VR, pilih gedung, cara pakai VR, dan tentang VR. Aplikasi 3D virtual reality dapat digunakan sebagai media pengenalan gedung berbasis mobile yang memiliki tampilan responsive yang bisa dijalankan di smatrphone yang sudah mendukung sensor Accelerometer. sensor Gyroscope, dan bersistem operasi Android.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Realitas_virtual
http://jtiik.ub.ac.id/index.php/jtiik/article/download/1238/pdf