Tingkat bunuh diri di Indonesia terus meningkat dengan mayoritas demografi anak muda. Karena alasan tersebut CEO Save Yourselves mendirikan perusahaannya. Save Yourselves merupakan startup yang bergerak dalam bidang psikologi, yaitu melayani client dengan masalah psikologi dan mental, sebab gangguan mental adalah penyakit yang tidak mendiskriminasi, baik anda orang muda atau tua, kaya atau miskin, pria maupun wanita, sehingga siapapun dapat terkena dampak dari gangguan mental. Aplikasi Save Yourself menjadi solusi untuk membantu mengatasi masalah tersebut, khususnya di Indonesia.

Save Yourselves menggunakan system webchat, yang menggunakan admin dibalik system tersebut, sehingga client nantinya tidak berbicara dengan system bot, melainkan dengan sesama individu atau manusia yang sudah siap untuk mendengarkan masalah psikologi client, dan seluruh admin webchat tersebar di berbagai kota, sehingga proses distribusi pelayanan menjadi lebih baik.

Save Yourselves yang awalnya merupakan sebuah aplikasi untuk layanan sosial, rupanya dapat merambah ke bidang bisnis. Mereka menggunakan system free trial kepada client, dimana pada beberapa waktu pertama, layanan dari pihak Save Yourself ini digratiskan, namun setelah masa free trial usai client harus membayarkan sejumlah uang untuk dapat terus menikmati layanan yang ditawarkan. Pihak Save Yourself menjadikan startup ini menjadi sebuah bisnis dikarenakan ingin menopang biaya operasional konsultasi secara berkelanjutan, dan juga ia ingin melihat apakah startup dengan platform layanan social seperti Save Yourself dapat menjadi usaha yang sustainable.

Keunikan dari startup ini adalah adanya layanan suicidal hotline, atau layanan pencegahan bunuh diri. Dengan layanan ini, potensi seseorang untuk melakukan bunuh diri menjadi semakin berkurang sehingga mereka dapat membantu menangani kasus kejiwaan yang ada di Indonesia dan menyelamatkan lebih banyak nyawa.

Sumber:

Penulis:

  • Yogi Udjaja
  • Kristian Nathanael Tantama