Perkembangan teknologi digital menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki ekonomi digital terbesar di asia tenggara (kominfo, 2020). Hal ini tentunya memacu kompetisi Start-Up di Indonesia untuk menguasai disegala bidang usaha termasuk dompet digital (E-Wallet). E-Wallet merupakan sebuah teknologi yang memudahkan kita dalam melakukan pembayaran digital dengan cepat (Upadhayaya, 2012). Selain itu E-Wallet dapat memberikan rasa aman kepada pengguna karena semua data akan dienkripsi dan dengan adanya opsi pencadangan akan mempermudah pemulihan dari kehilangan atau resiko pencurian (Balan & Ramasubbu, 2009).  E-Wallet ini bisa berbentuk software atau aplikasi layanan jasa untuk menyimpan uang secara digital dan pembayaran digital.

Di Indonesia sendiri pengguna E-Wallet sudah mengungguli perbankan berdasarkan riset yang dilakukan Neurosensum pada maret 2021. Penggunaan E-Wallet di masa pandemi Covid-19 di Indonesia mengingkat secara drastis, hal ini membuktikan bahwa E-Wallet telah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dalam bertransaksi  (Rangkuty, 2021). Peningkatan pengguna E-Wallet juga membuktikan campaign yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan perusahaan Start-Up untuk menjadi cashless society berhasil. E-wallet yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia antara lain GoPay, ShopeePay, DANA, OVO, dan LinkAja

Tidak hanya di Indonesia saja, penggunaan E-Wallet di Negara China seperti Alipay dan WeChat pay telah menguasai 92% diberbagai sektor pasar untuk pembayaran seluler, dengan lebih dari 500 juta pengguna  (Teng & Khong, 2021). Pada tahun 2020, WhatsApp memberikan layanan untuk mengirim uang atau melakukan pembelian di Brazil, hal menandai pertama kalinya layanan pesan seluler WhatsApp menjalin platform pembayaran ke jejaring sosial mereka (Murphy, 2020). Himbauan untuk contactless payment dan mobile payment telah menjadi alternatif di situasi pandemi COVID-19 ini. Dua puluh tujuh persen usaha kecil di Amerika melaporkan peningkatan pembayaran menggunakan E-Wallet atau mobile payment seperti Apple pay selama krisis Covid-19 (Balch, 2020). Meluasnya penggunaan mobile payment atau E-Wallet menunjukkan kepada kita sekilas tentang masa dapan tanpa uang tunai.

Referensi :

  1. Balan, R. K., & Ramasubbu, N. (2009). The digital wallet: Opportunities and prototypes. Computer, 42(4), 100–102. https://doi.org/10.1109/MC.2009.134
  2. Balch, O. (2020). Are digital payments COVID winners? https://www.raconteur.net/finance/payments/digital-payments-covid-19/
  3. kominfo. (2020). Indonesia Akan Jadi Pemain Ekonomi Digital Terbesar di Asia Tenggara. https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/6441/Indonesia+Akan+Jadi+Pemain+Ekonomi+Digital+Terbesar+di+Asia+Tenggara/0/berita_satker
  4. Murphy, H. (2020). Facebook launches WhatsApp-based digital payments service in Brazil. https://www.ft.com/content/a93bc0a3-e328-4e9c-9c49-579c06e763a6
  5. Rangkuty, D. M. (2021). Apakah Penggunaan E-wallet Masa Pandemi Covid-19 Semakin Meningkat di Indonesia? Prosiding Konferensi Nasional Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, 01(01), 251–260. https://journal.unusia.ac.id/index.php/Conferenceunusia/article/view/205
  6. Teng, S., & Khong, K. W. (2021). Examining actual consumer usage of E-wallet: A case study of big data analytics. Computers in Human Behavior, 121(March), 106778. https://doi.org/10.1016/j.chb.2021.106778
  7. Upadhayaya, A. (2012). Electronic Commerce and E-Wallet. International Journal of Recent Research and Review, 1(March), 37–41. http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/summary?doi=10.1.1.379.7069