Di era digital saat ini, belajar tidak lagi terbatas pada buku tebal atau papan tulis, melainkan bisa dilakukan melalui media yang lebih dekat dengan generasi muda, seperti smartphone. Hal inilah yang melatarbelakangi lahirnya Kabisa, aplikasi iOS buatan mahasiswa Computer Science BINUS @Bandung yang dirancang untuk mempermudah pembelajaran aksara Sunda. Aksara ini, yang sudah ada sejak abad ke-5, sering dianggap sulit dipelajari dan kuno, padahal merupakan bagian penting dari warisan budaya Jawa Barat. Melalui Kabisa, pelajar diajak belajar dengan cara yang lebih modern dan menyenangkan, seperti kuis interaktif maupun permainan drag-and-drop. Uji coba pada siswa SMAN 2 Bandung menunjukkan tingkat kepuasan hingga 92%, membuktikan bahwa game-based learning bisa menjadi pendekatan efektif untuk meningkatkan minat belajar. Dengan begitu, aksara Sunda dapat tetap lestari sekaligus relevan di mata generasi muda.

Proses pengembangan Kabisa dilakukan secara profesional dengan metode Agile dan Scrum, yang biasa dipakai di industri perangkat lunak modern. Tim pengembang melakukan riset, wawancara, dan survei untuk memahami kebutuhan siswa, lalu merancang aplikasi berdasarkan data nyata. Hasilnya, Kabisa tidak hanya menjadi sarana belajar, tetapi juga jembatan antara teknologi dan budaya. Aplikasi ini membuktikan bahwa budaya lokal bisa dikemas secara modern, interaktif, dan menarik sehingga tidak lagi dianggap membosankan. Lebih dari itu, Kabisa memberi inspirasi bahwa teknologi bisa digunakan untuk melestarikan tradisi sekaligus memperkuat identitas budaya. Sebagai generasi muda, kita pun memiliki tanggung jawab untuk menjaga warisan lokal, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi secara kreatif. Siapa tahu, aplikasi budaya berikutnya yang sukses justru lahir dari tangan kita sendiri.

References

Link: https://binus.ac.id/bandung/2025/05/belajar-aksara-sunda-jadi-seru-lewat-aplikasi-game-di-iphone/

Mei 2025

Riccosan, S.Kom., M.Kom., Computer Science BINUS @Bandung