Source: Midjourney

Apakah kamu tahu apa itu bilangan heksadesimal? Sebelum kita membahasnya lebih jauh, mari kita perhatikan bahwa bilangan ini ternyata banyak digunakan dalam berbagai bidang teknologi digital di sekitar kita. Misalnya, jika kamu seorang Crypto Enthusiast, kamu mungkin sering melihat bentuk block hash pada Bitcoin yang tampak seperti rangkaian karakter acak yang diawali dengan beberapa nol, seperti pada Tabel 1. Karakter tersebut sebenarnya hanya terdiri dari angka dan huruf {a, b, c, d, e, f}, yang merupakan bentuk bilangan heksadesimal. Contoh lainnya bisa kita temukan pada representasi warna digital dalam sistem RGB pada komputer, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2, yang juga menggunakan bilangan heksadesimal untuk menyatakan nilai warnanya.

Tabel 1: Block Hash pada Bitcoin

Block Height Block Hash
919158 0000000000000000000075744e1b63e8b1d356740772168aecd23adee9cafc16
919157 0000000000000000000134b70347ad0538ad688a430a4dd7c5f3dbb6026a0412
919156 000000000000000000015b0917635f4a2cd0cf9c8d21dacf15e7b7a60a257463

Tabel 2: Representasi Warna Digital (RGB → Hexadecimal)

Warna Representasi RGB Kode Heksadesimal
Merah (255, 0, 0) #FF0000
Hijau (0, 255, 0) #00FF00
Biru (0, 0, 255) #0000FF
Kuning (255, 255, 0) #FFFF00
Magenta (255, 0, 255) #FF00FF
Cyan (0, 255, 255) #00FFFF

 

Jadi bilangan Heksadesimal merupakan bilangan yang sangat populer di dunakan dalam sistem komputer yang menggunakan basis 16 yang sehingga perlu menggunakan 16 simbol numerik yang berbeda, yaitu {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, and F} (Latif et al., 2011). Kenapa sih heksadesimal begitu populer di dunia komputer? Salah satu alasan kenapa bilangan heksadesimal ini popular di dunia komputer karena setiap digit dalam heksadesimal dapat direpresentasikan dalam 4-bit biner sehingga memudahkan representasi, pembacaan, dan penulisan nilai biner panjang yang digunakan computer dengan ilustrasi pada tabel 3.

Tabel 3. Hubungan antara Bilangan Desimal, Heksadesimal, dan Representasi Biner 4-bit

Decimal Number Hexadecimal Number Biner Number in 4 bits
8 4 2 1
1 1 0 0 0 1
2 2 0 0 1 0
3 3 0 0 1 1
4 4 0 1 0 0
5 5 0 1 0 1
6 6 0 1 1 0
7 7 0 1 1 1
8 8 1 0 0 0
9 9 1 0 0 1
10 A 1 0 1 0
11 B 1 0 1 1
12 C 1 1 0 0
13 D 1 1 0 1
14 E 1 1 1 0
15 F 1 1 1 1

Kita kembali lagi membahas tabel 1, dimana bilangan heksadesimal digunakan dalam perhitungan hash blok dalam bitcoin dan berguna sebagai representasi data yang disimpan dalam setiap blok pada blockchain. Jika ada data yang dimanipulasi maka nilai hash pada hash blok akan berubah secara signifikan dan terdeteksi bahwa ada perubahan data. Algoritma hash yang digunakan pada bitcoin adalah SHA256. Apa itu SHA256? SHA256 merupakan algoritma hash kriptografi yang digunakan untuk menjaga integritas data, misalnya dalam sertifikat digital dan algoritma ini dikembangkan oleh National Institute of Standards and Technology (NIST) (Rachmawati et al., 2018). Menariknya, dengan inputan data yang sekecil apapun dan sebesar apapun, output dari algoritma SHA256 ini selalu berupa nilai hash yang berukuran 256-bit atau terdiri dari 64 karakter heksadesimal. Mari kita bahas contoh penggunaan SHA256 pada tabel 4. Pada contoh 3 dan 4 di tabel 4 menunjukan bahwa perubahan kata dari ”Basic” menjadi ”Bas1c” dapat menghasilkan nilai hash yang sangat jauh berbeda dan inilah alasan kenapa SHA256 digunakan untuk keperluan menjaga keaslian dan integritas data dalam sistem seperti blockchain.

Tabel 4: Contoh Hashing dengan SHA256

Contoh Informasi Hash Value with SHA256
1 Program Studi Data Science, School of Computer Science, Binus University eb80173560ab08a6e288c631824758ada43e78ef5fb257cec91093a55e9f0128
2 Saya merupakan dosen di Program Studi Data Science, School of Computer Science, Binus University, yang berfokus pada pembelajaran dan penelitian di bidang kecerdasan buatan serta sains data terapan. 04e9c6e0c21c1034ada351981da74c5c20735a9f16228aa69af369155bda6062
3 Basic Blockchain Programming 8b42f15ae9de64f8117133c7f3f74414d90a864a2c8898ebce41d14ba5e83a77
4 Bas1c Blockchain Programming 680edfc4986f0ec5f5d1b2333dd8e336c97883356b0096a1fbcd0218cbebab04

Melalui pemahaman sederhana tentang bilangan heksadesimal, kita belajar bahwa setiap hal besar di dunia teknologi berawal dari konsep dasar yang tampak sederhana. Dengan menguasai dasar seperti bilangan heksadesimal, kita tidak hanya memahami warna digital atau block hash Bitcoin, tetapi juga membuka jalan menuju pemahaman yang lebih luas tentang keamanan data, enkripsi, dan dunia sains komputer modern.

Penulis

Karli Eka Setiawan, S.Si, M.Kom

Referensi

Latif, S., Qayyum, J., Lal, M., & Khan, F. (2011). Novel Approach to the Learning of Various Number Systems. International Journal of Computer Applications, 26(7), 18–28. https://doi.org/10.5120/3116-4283

Rachmawati, D., Tarigan, J. T., & Ginting, A. B. C. (2018). A comparative study of Message Digest 5(MD5) and SHA256 algorithm. Journal of Physics: Conference Series, 978(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/978/1/012116