Sumber: https://www.kth.se/en/larande/sprak/utbildning/sprak/eng/writing-guide/writing-conventions/the-imrad-format-for-research-and-lab-reports-1.1395046

 

Menulis artikel ilmiah merupakan tahapan yang tidak kalah penting dari eksperimen atau percobaan dalam menciptakan inovasi. Inovasi yang dihasilkan idealnya dapat dipahami, dibaca, dan direplikasi agar dapat dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti lain. Semua hal itu hanya mungkin terwujud apabila kita melakukan publikasi melalui artikel ilmiah. Banyak peneliti menghadapi tantangan dalam mengubah data dan temuan atau inovasi menjadi tulisan ilmiah yang koheren. Di sinilah struktur IMRAD berperan penting. Format ini terdiri dari Introduction, Methods, Results, dan Discussion. IMRAD telah menjadi standar global dalam penulisan artikel ilmiah karena membantu penulis menyampaikan gagasan dengan logis dan efisien.

 

Memahami Struktur IMRAD

Struktur IMRAD sebenarnya tidak hanya sekadar format teknis yang harus diikuti, tetapi IMRAD juga merupakan cara berpikir ilmiah yang sistematis. Setiap bagian memiliki tujuan yang jelas, membentuk alur cerita dari latar belakang hingga kesimpulan. Secara umum, berikut rangkaian penulisan dalam format IMRAD.

  1. Introduction – Bagian Introduction berfungsi untuk mengarahkan pembaca pada konteks penelitian dan menjawab pertanyaan mengapa penelitian tersebut penting untuk dilakukan. Di sini, penulis perlu menjelaskan latar belakang masalah, celah penelitian (research gap), serta tujuan dan kontribusi dari studi yang dilakukan. Pendahuluan yang baik ditulis dengan pola mengerucut, dimulai dari konteks umum menuju fokus penelitian yang lebih spesifik.
  2. Methods – Bagian Methods menjelaskan bagaimana penelitian dilakukan. Penulis harus menggambarkan pendekatan yang dilakukan, sumber data, alat atau perangkat yang digunakan, serta tahapan penelitian dengan cukup detail sehingga studi tersebut dapat direplikasi oleh peneliti lainnya. Pada tahap ini, idealnya terdapat diagram alur kerja atau diagram metodologi yang dapat membantu pembaca memahami proses penelitian secara visual.
  3. Results – Bagian Results menyajikan temuan penelitian secara secara objektif dan apa adanya. Hasil biasanya dituangkan dalam bentuk tabel, grafik, atau visualisasi agar informasi lebih mudah dipahami. Bagian ini harus fokus pada data utama yang menjawab pertanyaan penelitian.
  4. Discussion – Bagian Discussion menjadi ruang bagi penulis untuk menafsirkan hasil, menjelaskan maknanya, serta menghubungkannya dengan teori-teori atau studi sebelumnya. Pembahasan yang baik tidak hanya mendeskripsikan hasil, tetapi juga menganalisis signifikansinya dan menyoroti kontribusi penelitian terhadap bidang yang lebih luas. Di bagian akhir, penulis dapat menambahkan keterbatasan penelitian dan rekomendasi untuk riset selanjutnya.
  5. Conclusion – Bagian Conclusion merangkum temuan utama dan menegaskan kontribusi penelitian. Bagian ini sebaiknya tidak hanya mengulang hasil, tetapi juga menyoroti implikasi dan arah pengembangan di masa depan.

Sumber: Shankar Arun (2022)

 

Mengapa Format IMRAD Penting

Struktur IMRAD memudahkan komunikasi ilmiah karena pembaca tahu di mana mencari informasi yang mereka butuhkan. Reviewer dapat mengevaluasi penelitian dengan lebih cepat, sementara penulis terbantu untuk menulis secara fokus dan tidak berulang. Format ini juga mendukung prinsip transparansi ilmiah, pembaca dapat menelusuri metode dan hasil dengan mudah, sehingga penelitian menjadi lebih terbuka untuk diverifikasi dan direplikasi.

Selain itu, IMRAD juga mencerminkan cara berpikir ilmiah yang logis. Kita memulai dari masalah, menjelaskan cara penyelidikan, menampilkan bukti, lalu menafsirkan hasilnya. Dengan mengikuti struktur ini, penulis secara tidak langsung dilatih untuk menyampaikan argumen dengan urutan yang masuk akal dan mudah diikuti.

Sumber: Dube (2018). https://medium.com/literacy-discourse/imrad-in-science-4a29e6c63ccc

 

Menulis Artikel yang Kuat dan Efektif

Agar artikel ilmiah memiliki kekuatan dan daya tarik, penulis perlu lebih dari sekadar mengikuti struktur. Gunakan kalimat aktif dan langsung agar ide tersampaikan dengan jelas. Visualisasi data seperti tabel atau grafik dapat memperkuat narasi hasil penelitian. Kemudian, referensi juga harus dikelola dengan rapi menggunakan tools seperti Mendeley atau Zotero agar sitasi terjaga secara konsisten.

Menulis artikel ilmiah juga merupakan proses yang iteratif. Versi pertama hampir selalu jauh dari sempurna. Melalui revisi berulang, penyuntingan bahasa, dan masukan dari rekan, hingga supervisor, tulisan akan semakin matang. Kita juga dapat menggunakan template yang disediakan oleh publisher atau sumber lain, sehingga dapat membantu kita memastikan format sesuai dengan standar publisher.

Mengenai urutan penulisan, setiap peneliti biasanya memiliki pandangan masing-masing tentang bagian mana yang harus ditulis terlebih dahulu. Biasanya, sebagian peneliti akan mulai menulis dari hal yang relatif mudah terlebih dahulu, yaitu Results. Kemudian mulai ke pendahuluan, metode, diskusi, hingga kesimpulan. Namun, setiap peneliti dapat memiliki preferensi masing-masing.

Kesalahan yang Perlu Dihindari

Beberapa kesalahan umum yang sering ditemui dalam penulisan artikel ilmiah antara lain pendahuluan yang terlalu panjang tanpa menunjukkan research gap, metode yang tidak dijelaskan dengan cukup rinci, atau pembahasan yang sekadar mengulang hasil. Kesimpulan yang hanya berupa ringkasan tanpa refleksi atau kontribusi nyata juga sering membuat artikel kehilangan kekuatannya. Selain itu, setiap jurnal memiliki pedoman format yang berbeda. Sebaiknya kita tidak mengabaikannya, karena dapat menyebabkan naskah langsung ditolak sebelum proses review.

 

Kesimpulan

Format IMRAD bukan hanya panduan penulisan, tetapi juga cara berpikir ilmiah yang logis dan sistematis. Dengan memahami fungsi setiap bagiannya, penulis dapat menyusun naskah yang kuat, jelas, dan meyakinkan. Struktur ini membantu pembaca mengikuti alur penelitian dari latar belakang hingga kesimpulan tanpa kebingungan.

Menulis artikel ilmiah memang memerlukan latihan, revisi, dan kesabaran. Namun, dengan pendekatan yang terstruktur seperti IMRAD, proses menulis menjadi lebih terarah dan hasilnya lebih mudah diterima oleh komunitas ilmiah. Pada akhirnya, keberhasilan artikel bukan hanya diukur dari diterbitkannya, tetapi dari seberapa efektif ia menyampaikan pengetahuan baru yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Penulis

Muhammad Alfhi Saputra, S.Kom., M.Kom.

Referensi

Day, R. A., & Gastel, B. (2012). How to Write and Publish a Scientific Paper. Cambridge University Press. https://assets.cambridge.org/97811076/70747/frontmatter/9781107670747_frontmatter.pdf

Botchkarev, Alexei, Academic Article Structure beyond IMRAD and Top-Tier Journals Practice (June 03, 2025). Available at SSRN: https://ssrn.com/abstract=5283033 or http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.5283033

Shankar, S., & Arun, H. (2022). Writing manuscripts better: part I (The introduction, methods, results, and discussion format). Indian Journal of Rheumatology, 17(2S), S292-S297.

Dube. (2018). Medium.com. IMRAD In Science: The Importance a Format Can Have. https://medium.com/literacy-discourse/imrad-in-science-4a29e6c63ccc