Berbekal Algoritma Bertandang Ke Swedia
Best View of Stockholm
Pada bulan April 2009 lalu selama 4 hari kami dari tim pemrograman BINUS University Jurusan Teknik Informatika mendapat kesempatan menjadi salah satu kontestan World Final ACM International Collegiate Programming Contest 2009 di Stockholm, Swedia. Kontes yang dikenal dengan The Battle of the Brains ini merupakan kontes pemrograman komputer terbesar di dunia yang diselenggarakan setiap tahun atas dukungan ACM (Association for Computing Machinery) dan IBM. Tujuannya adalah membantu perkembangan kreativitas, kerjasama kelompok, dan inovasi di dalam membangun perangkat lunak program baru, dan memungkinkan para mahasiswa menguji kemampuan mereka untuk melaksanakannya di bawah tekanan.
Banner World Finals ACM ICPC
Total yang mengikuti lomba ini adalah 100 tim yang disaring dari keseluruhan 7.109 tim dari 1.838 universitas yang berasal dari 88 negara di 6 benua. Sungguh suatu prestasi yang membanggakan bahwa Indonesia, melalui BINUS University bisa menjadi satu-satunya wakil dalam kompetisi yang sangat bergengsi ini.
Tim dengan nama “Pandemonium” yang terdiri dari Lie Gunawan (Teknik Informatika 2005), Eko Wibowo (Teknik Informatika 2006), Eko Mirhard (Teknik Informatika 2007) dan didampingi oleh Fredy Purnomo (Coach) serta Sablin Yusuf (Regional Contest Director, Indonesia) ini berhasil mendapatkan predikat Honorable Mention. Masih relatif jauh dari First Winner karena memang disana banyak lawan-lawan tangguh yang memang berasal dari universitas-universitas terbaik di dunia seperti St. Petersburg University, Tshinghua University, Massachusetts Institute of Technology, Shanghai Jiaotong University, Nanyang Technological University, dan lain – lain.
Tim Pandemonium (Eko Mirhard, Gunawan Lie dan Eko Wibowo) berpose di depan kampus KTH
Hari pertama kami sampai di bandara Arlanda sekitar jam 08.00 pagi (kalau di Jakarta jam 2 siang, waktu Stockholm GMT +1 selisih 6 jam lebih lambat dari Jakarta GMT +7). Ternyata udara di Stockholm 5 derajat celcius cukup membuat kami kedinginan meski baju – jaket rangkap tiga. Sampai di Grand Hotel dimana kami menginap, kami sempatkan diri untuk keliling kota, cukup dengan jalan kaki sembari mencari tempat untuk makan siang. Ternyata benar seperti yang diceritakan bahwa Stockholm adalah kota sepertiga air, sepertiga hijau dan sepertiga modern, karena banyak sekali gedung-gedung tinggi namun klasik, taman-taman kota serta sungai/teluk yang mendominasi kota (sesuai julukannya Venesia of the North). Sedikit info yang bahwa nenek moyang bangsa Swedia ini adalah penjelajah lautan yang cukup disegani, dengan sebutan bangsa Vikings. Malamnya mulai dilakukan proses registrasi peserta serta dilanjutkan dengan makan malam di hotel. Acara juga diramaikan dengan IBM Idol, yang merupakan ajang pencarian bakat menyanyi diantara para programmer yang setiap hari berhadapan dengan komputer, ternyata ada yang memang bagus namun banyak yang ngaco tapi pede luar biasa nyanyinya 🙂
Kapal Bangsa Vikings di Museum
Hari kedua, kami mengikuti acara ekskursi (wisata) dan seminar IBM TechTrack ke Vaxholm Fortress, sebuah benteng kuno abad pertengahan di sebuah pulau kecil. Kami semua naik kapal feri yang telah disediakan di depan hotel. Benteng ini ternyata cukup luas dan mirip dengan kastil lengkap dengan lorong-lorong bawah tanah. Namun tentu saja sudah dialihfungsikan sebagai area outbond. Nyaris di setiap ruangan berisi permainan-permainan yang memang harus dimainkan kelompok. Salah satunya yang menarik adalah meja pinball raksasa yang ditempatkan miring, dimana para pemain memegang satu tuas dan memukul supaya bola bisa naik ke level yang paling atas.
Permainan untuk melatih teamwork
Malamnya, kami mengikuti acara pembukaan di TownHall disambut dalam upacara kenegaraan Swedia, lengkap dengan orkestra dan karpet merah. Di Town Hall inilah acara penghargaan Hadiah Nobel dilakukan setiap tahunnya.
Town Hall Kerajaan Swedia
Hari ketiga, kami semua diajak ke kampus Royal Intitute of Technology (KTH) dimana pertandingan akan dilangsungkan. Setiap peserta diajak melakukan uji coba aplikasi dengan soal-soal yang mudah. Hari ketiga ini semacam pemanasan bagi tim yang akan bertanding. Selesai tryout kami kembali ke hotel sambil mendiskusikan soal-soal yang kemungkinan keluar serta tim-tim terkuat dunia. Sore hari ketiga kami sempatkan untuk melihat landscape kota lebih jauh sekalian belanja oleh-oleh.
Utusan Binus sedang berjuang memecahkan masalah
Hari keempat, merupakan hari penentuan tim mana yang terbaik. Final kompetisi dilakukan di perpustakaan kampus KTH. Pada final ini area kompetisi tertutup bagi coach, sehingga yang boleh masuk hanya para peserta. Sedangkan coach hanya melihat hasil melalui layar lebar di gedung yang lain. Ternyata tingkat kesulitan soalnya cukup tinggi, namun tim Pandemonium tetap berusaha mengerjakan dengan maksimal. Tim yang berjaya kebanyakan dari Rusia (St Petersburg Univ), Cina (Tsinghua Univ) dan Amerika Serikat (MIT).
Team dari St Petersburg, Rusia yang menjadi Winner
Setelah lelah bertanding algortima selama hampir 6 jam nonstop, acara langsung berlanjut ke Concert Hall, semacam gedung opera di tengah kota Stockholm. Dalam acara ini diberikan penghargaan kepada tim-tim yang terbaik. Acara terakhir adalah acara makan malam surprise dari sponsor tunggal, IBM. Kami semua diajak ke Nordiska Museet, sebuah resto-café dengan gedung bergaya gothic yang megah. Acara juga disegarkan dengan final IBM Idol.
Pak Sablin Yusuf beraksi sebagai salah satu kontestan di IBM Idol
Acara World Final ini sangat membuka wawasan kami, terutama terhadap tantangan-tantangan dan peluang di luar negeri dan menunjukkan bahwa kita di Indonesia juga tidak kalah dari segi kemampuan dibanding mereka. Hanya saja udara dingin dan makanan yang sedikit diluar kebiasaan dan selera kami selama disana, membuat kami harus belajar untuk lebih cepat beradaptasi. Maju terus tim pemrograman Binus, semoga bisa terus ikut dalam World Final ACM ICPC Programming Contest.
Penulis bersama Bill Poucher, President ACM ICPC
Bagi yang berminat untuk bergabung dengan Jollybee, team pemrograman Binus, silahkan hubungi Muhsin/Alvina di Lab Computing.
Salam, Fredy Purnomo.
*Artikel ini pernah dimuat di HIMTIMagz edisi Juni – Juli 2009.
*Foto-foto diambil dari website ICPC