COMPONENT-LEVEL DESIGN METRICS
APA ITU COMPONENT-LEVEL DESIGN METRICS ?
Berbagai metric desain seperti architectural design metrics, component-level design metrics, user-interface design metrics, dan metrics for object-oriented design digunakan untuk menunjukkan kompleksitas, kualitas, dan sebagainya dari desain software.
Dalam software konvensional, fokus component-level design metrics adalah pada karakteristik internal komponen software. Programmer dapat menilai kualitas desain tingkat komponen dengan mengukur modul kohesi, kopling dan kompleksitas. Component-level design metrics diterapkan setelah desain prosedural final. Berbagai metric yang dikembangkan untuk component-level design adalah sebagai berikut.
- Metric Kohesi, merupakan kumpulan metric yang memberikan indikasi yang terpadu pada modul (Bieman dan Ott). Metric kohesi memiliki 5 konsep dan ukuran, yaitu:
- Data slice, merupakan kumpulan semua data token dalam suatu irisan yang akan memengaruhi nilai variabel tertentu.
- Data token, merupakan sekumpulan variabel yang ditentukan untuk suatu modul.
- Glue token, merupakan data token yang terletak di beberapa data slice.
- Superglue token, merupakan data token yang ada di setiap data slice modul.
- Stickiness, merupakan stickiness glue token yang bergantung pada jumlah data slice yang diikatnya.
- Metric Coupling, merupakan metric yang menunjukkan sejauh mana modul terhubung ke modul lain, data global, dan lingkungan luar yang mencakup data dan control flow coupling, global coupling, dan kopling lingkungan. Langkah-langkah untuk data dan control flow coupling adalah sebagai berikut.
- Untuk data dan control flow coupling,
di = jumlah dari input data parameter
ci = jumlah dari input control parameter
do = jumlah dari output data parameter
co = jumlah dari output control parameter
- Untuk global coupling,
gd = jumlah dari variabel global yang digunakan sebagai data
gc = jumlah dari variabel global yang digunakan sebagai control
- Untuk environmental coupling,
w = jumlah dari modul yang dipanggil (fan-out)
r = jumlah dari of modul yang menggil modul yang sedang dipertimbangkan (fan-in)
- Dengan menggunakan pengukuran tersebut, indikator modul coupling didefisikan dengan rumus:
mc = k/M
*k = 1
M = di + (a ci) + do + (b co) + gd + (c gc) + w + r
*a = b = c = 2.
- Semakin tinggi nilai mc, semakin rendah module coupling secara keseluruhan.
- Supaya metric coupling bergerak ke atas seiring dengan meningkatnya derajat coupling , metric coupling yang direvisi dapat didefinisikan sebagai berikut.
C = 1 – mc
di mana derajat coupling meningkat secara nonlinier antara 0,66 sampai mendekati 1,0.
- Metric Complexity, sebuah software metric yang digunakan untuk menentukan compleksitas dari suatu program. Complexity metric diperoleh dari sebuah penganalisaan sebuah source code yang terdapat di software tersebut. Selama masa pengujian dan pengembangan software tersebut, metric complexity akan memberikan informasi-infomasi disetiap modul yang terdapat di software sehingga jika terdapat suatu permasalahan di modul maka metric complexity akan membantu menentukan mana saja area atau lingkup yang bermasalah. Salah satu yang paling sering digunakan adalah cyclomatic complexity.
Demikian penjelasan mengenai component-level design metric. Jadi, keberhasilan dari suatu software project sangat bergantung pada kualitas dan keefektifan design software supaya bisa digunakan untuk membantu penganalisaan software tersebut. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan software metric.
Refences :
RPL-7th_ed_software_engineering_a_practitioners_approach_by_roger_s._pressman_.pdf
Author : Aileen Ghita Gianna , Eric Pangiawan , Hansen Gregorius William Sanjaya , Jeffrey Marcelino, William Loo .
Supervised by : Irma Kartika Wairooy, S.Kom., M.T.I