Source: Gemini AI

Pernahkah kalian terlewat pintu keluar tol? Dalam hitungan detik, rute di Google Maps berubah, panah arah berputar, dan Estimated Time of Arrival (ETA) atau perkiraan waktu tiba ikut menyesuaikan. Kok bisa secepat itu? Jawabannya: kombinasi real-time traffic data, global road graph, dan routing algorithms yang dirancang untuk reroute (recompute) secara cermat—bukan sekadar menggambar ulang garis di peta. Fondasinya adalah layanan Routes (Google Maps Platform) yang menggabungkan peta global, info traffic, dan estimasi travel time.

(Source: Generated by Gemini)

1) Bagaimana Maps Tahu Kalian “Salah Jalur”?

Begitu Anda tidak lagi mengikuti geometri route, sistem akan:

  1. Membaca posisi & arah dari GPS/compass ponsel.
  2. Melakukan map-matching ke road segment terdekat.
  3. Memeriksa deviation threshold (Misal: melewati intersection tempat seharusnya turn).
  4. Memicu recompute route ke destination dari current position.

Hasilnya adalah new route yang stabil (tidak flapping) namun cepat muncul, karena perhitungannya mempertimbangkan traffic-aware kondisi saat ini.

2) “Tercepat” ≠ “Terpendek”: Yang Dioptimalkan Itu Travel Time

Google Maps tidak hanya meminimalkan jarak, tetapi travel time yang time-dependent. Preferensi traffic-aware membuat route lebih realistis terhadap kondisi nyata—meski ada kompromi kecil pada latency, hal ini diatasi dengan berbagai teknik performance optimization.

Komponen cost function yang lazim dipertimbangkan:

  • Segment length & speed limit,
  • Live speed/traffic state (macet/lancar),
  • Turn/uturn penalties, one-way, road closure,
  • User preferences (hindari tol, dsb.).

Untuk ETA prediction, sistem memadukan live data & historical patterns agar arahan terasa anticipatory, bukan reaktif.

3) Reroute Pipeline dalam 5 Langkah

  1. Deviation detection dari active route (hasil map-matching meleset dari geometri).
  2. Ambil real-time traffic (aktifkan traffic-aware).
  3. Update edge weights pada local subgraph (kecepatan/penalti ruas sekitar).
  4. Compute Routes dari current position ke destination.
  5. Hitung ETA & tampilkan turn-by-turn instructions, termasuk alternative route bila menghemat waktu signifikan.

4) Fitur Teknis yang Membantu (Gambaran)

  1. Compute Routes: hitung optimal route antara dua lokasi (opsi alternatives, polyline, dan route metadata).
  2. Route Matrix / Compute Route Matrix: butuh banyak ETA sekaligus (mis. kurir → banyak drop-off)? Hitung jarak/waktu untuk banyak origin–destination pairs dalam satu panggilan.
  3. Traffic-aware ETA: pertimbangkan current traffic agar ETA realistis.
  4. Eco-friendly routing: pilih fuel/energy-efficient route (konfigurasi engine type: gasoline, diesel, hybrid, EV).

5) Mini Case: “Missed the Exit”

Situasi: Anda seharusnya keluar di “Exit A”, tetapi lurus terus di mainline.
Yang terjadi:

  1. Map-matching mendeteksi Anda telah melewati critical intersection → trigger recompute.
  2. Routes menghitung new route dari posisi sekarang; traffic-aware aktif agar alternative mempertimbangkan current congestion.
  3. ETA dihitung ulang; jika ada route lain yang menghemat waktu, aplikasi menawarkannya (mis. keluar di next exit, bukan memaksa u-turn jauh).

6) Kenapa Route Bisa Berubah Walau Anda Tidak “Salah”?

  1. Pembaruan event-driven dapat memengaruhi route:
  1. Laporan incident, cuaca buruk/banjir, road closure, atau lonjakan local congestion.
  2. User preferences (hindari tol/jalan rusak) yang mengubah cost function.
  3. Profil kendaraan/strategi (mis. load, EV/charging) pada beberapa ekosistem aplikasi.

7) Dampak pada Bisnis & Armada

Untuk delivery, ride-hailing, dan logistics:

  • Accurate ETA → reliable scheduling & kepuasan pelanggan meningkat.
  • Multiple route/ETA comparison mempercepat driver assignment atau multi-drop optimization.
  • Eco-routing menurunkan konsumsi bahan bakar/energi dan CO₂ emissions.

8) FAQ

Apaka Bisa reroute tanpa internet?

Bisa, namun terbatas. Tanpa traffic data, new route tidak traffic-aware, sehingga ETA kurang akurat.

Kenapa kadang terlambat saat berbelok?

Faktor geometri jalan, jembatan/terowongan (sinyal GPS), dan traffic update latency bisa membuat reroute muncul sesaat setelah simpang terlewat. Historical-based prediction membantu mengurangi efek ini.

Penulis:
Maulin Nasari S.Kom., M.Kom.

Referensi:

  1. Produk Routes: gambaran, kasus penggunaan, dan manfaat traffic real-time. https://mapsplatform.google.com/maps-products/routes/
  2. Routes API — Compute Routes & Route Matrix (dokumen pengembang). https://developers.google.com/maps/documentation/routes
  3. Traffic-aware routing (preferensi dan implikasi performa). https://developers.google.com/maps/documentation/javascript/routes/traffic-options
  4. Eco-friendly routing (fitur & konfigurasi tipe mesin). https://developers.google.com/maps/documentation/routes/eco-routes
  5. Prediksi ETA berbasis ML (DeepMind x Google Maps). https://deepmind.google/blog/traffic-prediction-with-advanced-graph-neural-networks/
  6. Compute Route Matrix https://developers.google.com/maps/documentation/javascript/reference/3.62/route-matrix