Mana Khemia: Alchemists of Al-Revis Review
Sejak kesuksesan Final Fantasy, telah banyak bermunculan studio – studio game Jepang yang menspesialisasikan dirinya untuk menciptakan game JRPG. Terlebih lagi platform console PlayStation yang sedang booming pada masa itu menjadi target setiap developer game. Salah satunya adalah studio Gust, dengan karya terkenalnya yaitu Atelier Series. Dan Mana Khemia: Alchemists of Al-Revis merupakan salah satu game dalam franchise tersebut.
Mana Khemia: Alchemists of Al-Revis merupakan game JRPG yang menggunakan aspek turn-based pada gameplaynya. Diciptakan oleh Gust pada tahun 2007 untuk Playstation 2 dan dilokalisasikan secara Amerika oleh NIS setahun setelahnya. Namun setahun setelah rilis perdananya, terdapat versi Jepang dari game ini khusus untuk PSP.
Game tersebut berceritakan tentang seorang pemuda bernama Vayne Aurelius, anak seorang alkemis legendaris yang bernama Theofratus Aurelius. Theofratus sendiri sudah menghilang beberapa waktu setelah kelahiran Vayne. Sejak saat itu, Vayne melakukan kehidupan ‘pertapa’ di dalam hutan bersama dengan teman mana yang berbentuk kucing bernama Sulpher.
Setelah beberapa waktu kemudian, Vayne diundang ke Al-Revis Academy oleh Zeppel untuk menjalani kehidupan barunya sebagai siswa alkemi di sekolah tersebut. Ketika menginjakan kakinya di Al-Revis, Vayne bertemu dengan teman – teman barunya dan bergabung dalam sebuah kelompok workshop. Bersama dengan teman – temannya, Vayne menjalani kehidupan barunya sebagai siswa alkemi dari Al-Revis.
Aspek unik yang dimiliki dari game ini ialah banyaknya ending yang mampu player dapatkan. Setiap ending diperlukan persyaratannya sendiri, dan setiap gameplay hanya mampu mendapatkan satu ending. Sehingga untuk mendapatkan achievement harus memainkan gamenya selama delapan kali. Namun karena cerita perjalanan ke endingnya dapat berbeda – beda, maka cukup worth it untuk mengulang game ini.
Terlebih lagi, story dalam game ini sangatlah menarik. Apabila dijadikan sebagai film animasi sendiri, saya yakin tidak akan ada hambatan dalam aspek storynya yang begitu kaya dan cukup kompleks untuk tahun 2007.
Game ini merupakan game Role-Playing dan menggunakan aspek turn-based. Sistem open-world juga diemplementasikan pada game ini, seperti pada JPRG pada umumnya. Sebenarnya, tidak ada hal yang unik dalam aspek ini. This is your average turn-based JRPG.
Yang membedakan dari JRPG lainnya adalah sistem levelingnya yang bergantung pada alkemi dan juga sistem semester sekolah.
Untuk melakukan alkemi, player harus menggunakan ‘guci’ yang sudah disediakan oleh gamenya di workshop Vayne. Item – item yang diperlukan didapatkan dari assignment / tugas yang diberikan oleh pihak sekolah atau mengambil dari map tertentu sesuai dengan jamnya. Ada item yang tersedia pada malam hari dan sebaliknya, menciptakan variasi item semakin banyak.
Kekurangan dari game ini adalah art designnya yang masih 2D padahal console yang dipakai sudah seumumnya menggunakan 3D. Lalu variasi item yang dipakainya juga tidak banyak, walaupun pilihan item yang terdapat di dalam gamenya banyak. Misalkan, walaupun Vayne di-equip-kan item B tapi pada akhirnya sprite Vayne tetap menggunakan item A (item defaultnya).
Disisi lain, soundtrack game ini dikomposisi oleh Nakagawa Ken dan Achiwa Daisuke, termasuk lagu pembuka game ini dan lagu penutupnya. Lagu pembukanya, “Run For Your Life”, dinyayikan oleh Shimotsuki Haruka dan lagu penutupnya, “TOGGLE”, dinyanyikan oleh Mizusawa Yuuki.
Dalam lagu – lagu komposisi mereka berdua, terlihat bahwa tidah seperti RPG lainnya yang menggunakan orchestra mereka lebih mengemphasiskan penggunaan gitar listrik. Dan hal tersebut merupakan hal yang cukup baru dan juga refreshing mengingat model – model lagu RPG sekarang yang cukup monoton dengan penggunaan orchestra dan sebagainya.
Game ini sangat berkesan dikarenakan oleh story dan plot twist yang cukup menarik dengan tingkat immersive yang cukup tinggi pada tahun 2008.
Penulis:
- Yogi Udjaja
- Gabriabel