SIAPKAH INDONESIA MENYOSONG SOCIETY 5.0 DENGAN SEIRING PERKEMBANGAN BIG DATA YANG SEMAKIN PESAT?
Society 5.0 adalah suatu konsep Society yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based) yang pertama kali dikembangkan oleh Jepang. Konsep ini lahir sebagai pengembangan dari revolusi industri 4.0 yang dinilai berpotensi mendegradasi peran manusia.
Melalui Society 5.0, kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan mentransformasi Big Data yang dikumpulkan melalui internet pada segala bidang kehidupan (the Internet of Things) menjadi suatu kearifan baru, yang akan didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan manusia membuka peluang-peluang bagi kemanusiaan. Transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna.
Bagaimana Society 5.0 bekerja?
Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan bersatunya berbagai teknologi yang memanfaatkan Internet of Things (alat yang dapat mengirim data melalui internet), lalu di simpan ke dalam Big Data (data yang terhimpun dalam jumlah sangat besar), yang kemudian diproses oleh Artificial Intelligence(kecerdasan buatan). Hal ini dapat melahirkan “pabrik cerdas” dan “robot cerdas” yang memaksimalkan fungsi internet. Dalam Society informasi masa lalu (Society 4.0), orang akan mengakses layanan cloud (database) di dunia maya melalui internet dan mencari, mengambil, dan menganalisis informasi atau data.
Sementara itu, di Society 5.0, sejumlah besar informasi dari sensor di ruang fisik terakumulasi di dunia maya. Di dunia maya, data besar ini dianalisis oleh kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence(AI), dan hasil analisisnya diumpankan kembali ke manusia dalam ruang fisik dalam berbagai bentuk.
Di Society 4.0, praktik umum adalah mengumpulkan informasi melalui jaringan dan menganalisisnya oleh manusia. Namun, dalam Society 5.0, orang, benda, dan sistem semuanya terhubung di dunia maya dan hasil optimal yang diperoleh oleh AI melebihi kemampuan manusia diberi feedback ke ruang fisik. Proses ini membawa nilai baru bagi industri dan Society dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin.
Di Society 4.0 adalah mengumpulkan informasi melalui jaringan dan dianalisa lebih lanjut oleh manusia. Di Society 5.0, manusia, benda dan system semuanya terhubung di dunia maya dan hasil optimal yang diperoleh oleh Al (melebihi kemampuan manusia) diberi feedback ke ruang fisik. Proses ini membawa nilai baru bagi industri dan masyarakat dengan cara yang tidak mungkin dilakukan di era sebelumnya.
Di Society 5.0 bukan lagi modal, namun data yang menghubungkan dan menggerakan segalanya, membantu mengisi kesenjangan antara yang kaya dan kurang beruntung. Society 5.0 merupakan kelompok yang menerapkan teknologi yang berfokus pada kehidupan manusia, yang berlandaskan pada kebiasaan Society 4.0.
Salah satu dampak dari Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 adalah dunia yang semakin terkoneksi sehingga tidak ada “batas” lagi antara sistem yang satu dengan sistem yang lain. Sebagai contoh adalah bocornya data personal Society Indonesia, seperti contoh smartphone yang secara tidak sadar merekam segala aktifitas pengguna lalu dihimpun di dalam Big Data. Hal mengerikan lainnya adalah potensi bocornya rahasia negara dan privasi negara. Sehingga dengan adanya ini, pemerintah perlu memperkuat sistem keamanan bangsa Indonesia agar data-data rahasia mengenai negara tidak mudah direntas.
Awalanya, Pada Society 4.0 mengandalkan otomatisasi, robot, internet, rantai pasokan secara global, dan juga Big Data yang terbentuk dari informasi internet, tetapi di Society 5.0, Big Data berkembang secara signifikan, Big Data terbentuk dari sensor, terhubung melalui internet of things, dianalisis menggunakan Artificial Intelligencedan dimanfaatkan untuk mensejahterakan masyarakat.
Pemanfaatan Big Data yang mengikuti perkembangan Society 5.0 bisa dalam berbagai bidang. Salah satunya dalam bidang pemanfaatan teknologi wearable. Teknologi wearable biasanya digunakan untuk membantu aktivitas sehari-hari seperti komunikasi dan navigasi. Tapi di tangan Daniel Oscar Baskoro (peneliti dari Universitas Gajah Mada), teknologi wearable telah menjelma sebagai teknologi pengumpul informasi Big Data. Oscar menjelaskan tentang teknologi wearable dan menampilkan sejumlah aplikasi yang ia kembangkan untuk Google Glass dan smartphone, yaitu Quick Disaster, Weaver, Realive, dan Stress Rate.
Quick Disaster merupakan aplikasi bencana alam yang akan membantu pengguna saat terjadi dan setelah bencana alam. Misalnya saat terjadi gempa bumi, Google Glass akan membantu memberikan solusi di saat bencana itu terjadi dengan memberikan navigasi jalur evakuasi. Setelah bencana terjadi, pengguna bisa mengambil gambar dan melaporkan kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat bencana alam melalui aplikasi ini. Sedangkan Weaver adalah aplikasi untuk meningkatkan pengalaman berkendara yang awalnya ia kembangkan untuk Toyota. Aplikasi ini bisa melacak berapa banyak bahan bakar minyak yang dihabiskan, mengetahui rasio penggunaan bahan bakar, dan mengetahui berapa banyak kadar CO2 yang dikeluarkan setiap mobil.
Realive merupakan aplikasi untuk melaporkan kejadian secara real time seperti apabila ada kebakaran, kecelakaan, dan kejadian lain. Sedangkan Stress Rate, merupakan aplikasi untuk mengetahui tingkat kepadatan penduduk di suatu area publik. Kedua aplikasi ini masih dalam tahap pengembangan dan akan diluncurkan dalam waktu dekat.
Society 5.0 mengubah cara pandang manusia terhadap valuasi suatu bisnis. Analisis bisnis di era digital sudah berubah. Aset tak lagi tangible, ada aset intangible yang tak bisa diukur dan dicatat pada balance sheet akuntansi. Sebagai contoh Gojek tak punya satu pun motor, tapi valuasinya 12 kali melebihi Garuda Indonesia. Apa asetnya? Intangible, bentuknya seperti brand, skill, inovasi, dan keterampilan yang akhirnya menciptakan platform berbasis ekosistem. Valuasi Gojek 10 miliar dollar AS (Rp 142 triliun) vs Garuda Indonesia yang berada di angka Rp 11,07 triliun.
Banyak hal yang terjadi seiring dengan perkembangan teknologi. Selain gaya hidup manusia yang lebih berorientasi pada hal-hal yang berbau digital, terjadi juga perubahan pada pasar tenaga kerja yang melahirkan profesi-profesi baru seperti: blogger, web developer, apps creator/developer, smart chief listener, smart kettle manager, Big Data analyst, cyber troops, cyber psychologist, cyber patrol, forensic cyber crime specialist, smart animator, game developer, smart control room operator, medical sonographer, prosthodontist, crowdfunding specialist, social entrepreneur, fashionista and ambassador, BIM developer, cloud computing services, cloud service specialist, dog whisperer, drone operator dsb.
Di era Society 5.0, inovasi teknologi diarahkan untuk mengisi ketimpangan dengan memperbaiki produk dan jasa menjadi lebih berkualitas, bahkan mengembangkan produk barang dan jasa baru yang belum tersentuh di era sebelumnya.
Otomatisasi dan penggunaan robot membuat proses produksi dapat berjalan 24 jam sehingga kapasitas produksi barang lebih optimal, standarisasi kualitas barang juga lebih terjamin. Pada akhirnya akan tercipta efisiensi yang dapat memaksimalkan keuntungan organisasi.
Manfaat yang bisa dicapai pada SOCIETY 5.0
- IoT mampu menghubungkan manusia dengan segala sesuatu. Berbagai pengetahuan dan informasi akan tersebar bebas dan tanpa batas.
- Banyak isu sosial akan teratasi dan manusia akan terlepas dari berbagai macam keterbatasan dalam hidup. Jarak dan lokasi tidak lagi menjadi kendala. Teknologi drone memungkinkan pengiriman barang menjangkau siapa saja dimana saja, konsultasi kesehatan jarak jauh dari rumah tanpa harus menemui dokter secara fisik, kerja tidak perlu dari kantor (work from home), smart food merekomendasikan menu sesuai kadar nutrisi yang dibutuhkan tubuh, produksi panen pertanian meningkat pesat memanfaatkan traktor tanpa awak kinerja tinggi, pemanfaatan transportasi modern tenaga listrik tanpa awak, smart grid system untuk mengelola permintaan & pasokan listrik. dll.
- Solusi terhadap berbagai isu lingkungan, seperti : pemanfaatan remote sensing serta data oceanografik untuk monitoring dan management kualitas air,; analisa data meteorologi menggunakan high performance computer untuk pemecahan isu perubahan ligkungan; smart city yang aman, nyaman & efisien; early warning alert system untuk melindungi manusia dari bencana alam & penyakit berdasarkan kombinasi berbagai data.
- AI akan membebaskan manusia dari pekerjaan berat menganalisa informasi dalam skala masif. Problem matematis yang rumit dapat diselesaikan dengan cepat, informasi kondisi bisnis tersaji dalam waktu singkat sehingga para eksekutif perusahaan dapat membuat keputusan bisnis seketika, pemerintah dapat menyelesaikan berbagai problem sosial dengan bantuan Big Data.
- Manusia akan memiliki kemampuan lebih untuk melakukan sesuatu dengan bantuan robot dan otomatisasi.
Dengan adanya Society 5.0 orang, benda, dan sistem semuanya terhubung di dunia maya dan hasil optimal yang diperoleh oleh AI dan dengan penggabungan teknologi Big Data yang melebihi kemampuan manusia diberi feedback ke ruang fisik. Proses ini membawa nilai baru bagi industri dan Society dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin menjadi mungkin.
Referensi :
- https://www.japanindustrynews.com/2019/04/connected-industries-japans-approach-to-industry-4-0-on-the-way-to-society-5-0/
- https://www.timesindonesia.co.id/read/news/197889/mengenal-Society-50-transformasi-kehidupan-yang-dikembangkan-jepang
- http://www.smartcityindo.com/2019/10/mengenal-Society-50-transformasi.html
- https://properti.kompas.com/read/2019/01/28/115422021/Society-50-solusi-jepang-atasi-defisit-penduduk-dan-infrastruktur?page=all
- https://www.youtube.com/watch?v=m5-fKmcUllQ
- https://www.youtube.com/watch?v=ZgDb1nU6WnY
- https://medium.com/@mohamadalvin/dampak-revolusi-industri-4-0-dan-Society-5-0-terhadap-ketahanan-nasional-bangsa-620fdd30f90f