Tahukah anda bahwa evaluasi adalah tahap yang penting dalam mendesain aplikasi? Lalu, apa yang akan terjadi apabila evaluasi tidak dilakukan?

Secara sederhana, evaluasi merupakan suatu tahap dalam konsep Human-Computer Interaction yang bertujuan untuk mengumpulkan data terkait pengalaman pengguna (User Experience) saat mereka berinteraksi dengan aplikasi/prototipe. Tahap ini sangatlah penting karena tim pengembang bisa memperoleh data mengenai apakah aplikasi telah memenuhi fungsi/tujuan awalnya. Tidak hanya itu, evaluasi juga dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan dan respon emosional dari pengguna dalam mencoba prototipe tersebut. Reaksi emosional yang dimaksud adalah reaksi menyukai, tidak menyukai, kebingungan, hingga terusik ketika melakukan suatu tugas pada evaluasi. Tentu harapan dari tim pengembang adalah respon emosional pengguna yang baik dan puas. Apabila terdapat respon evaluasi yang berbau negatif, tanggapan yang diperoleh dapat menjadi data yang esensial bagi tim pengembang untuk memperbaiki kekurangan tersebut.

Adapun evaluasi sendiri diklasifikasikan menjadi 3 jenis berdasarkan keterlibatan dan kontrol terhadap pengguna. Dalam kata lain, ketiga jenis evaluasi ini dibedakan berdasarkan bagaimana pengguna dapat memberikan respon/tanggapan kepada prototipe aplikasi, baik dengan keterlibatan maupun tanpa keterlibratan dari tim pengembang.

 

  1. Controlled Settings Involving Users

Controlled Settings merupakan suatu lingkungan dalam tahap evaluasi yang melibatkan keterlibatan penuh dari tim pengembang. Keterlibatan yang dimaksud adalah pera tim pengembang dalam mengontrol tindakan yang dilakukan oleh pengguna dalam menggunakan prototipe beserta durasinya. Umumnya, jenis dari evaluasi ini dilakukan di laboratorium pengembangan aplikasi at          au di venue pameran aplikasi terkait. Hal tersebut bertujuan untuk mengeliminasi gangguan-gangguan faktor eksternal yang dapat mengganggu proses evaluasi, misalnya gangguan internet hingga kebisingan lingkungan sekitar (confounding variables). Kelebihan utama dari jenis evaluasi ini adalah validitas internal yang tinggi, dimana kondisi dari lingkungan evaluasi telah ditentukan oleh tim pengembang dan pengguna diarahkan oleh tim pengembang untuk melakukan tugas yang ada. Alhasil, data yang diperoleh dari evaluasi dapat terkontrol dan tidak terpengaruh dari variabel pengganggu. Namun, jenis evaluasi ini justru memiliki kekurangan karena tidak dapat mencerminkan kondisi nyata pengguna, misalnya gangguan eksternal dan distraksi lainnya. Hal ini disebabkan karena lingkungan yang terkontrol tentu akan memberikah hasil yang berbeda dari lingkungan pengguna sehari-hari.

 

  1. Natural Settings Involving Users

Natural Settings merupakan suatu jenis evaluasi yang tidak melibatkan keterlibatan dari tim pengembang. Berbeda dengan Controlled Settings yang membendung adanya pengaruh dari validitas eksternal, jenis evaluasi ini membiarkan keterlibatan validitas eksternal untuk mereplikasi kondisi nyata pengguna dalam menggunakan aplikasi. Hal ini bertujuan agar hasil dari evaluasi lebih realistis dan aplikatif sesuai dengan lingkungan alami pengguna. Selebihnya, data berupa perilaku nyata dan efektivitas dari penggunaan aplikasi dapat didapatkan oleh tim pengembang di luar laboratorium tempat pengembangan aplikasi. Jenis dari evaluasi ini memiliki kelebihan lain dimana setiap pengguna akan memiliki kendala yang bervariatif, sehingga mampu memberikan masukan tanpa adanya tekanan bagi tim pengembang untuk mengatasi kekurangan tersebut. Kekurangan pada jenis evaluasi ini terletak pada sulitnya untuk mengontrol gangguan luar yang ekstrem dan menemukan metode yang tepat untuk tidak mengganggu pengguna dalam menggunakan prototipe, sehingga observasi yang dilakukan tidak mengganggu aktivitas pengguna. Gangguan luar yang dimaksud adalah distraksi dari orang sekitar hingga kendala performa perangkat pengguna yang berbeda-beda.

 

  1. Any Settings Not Involving Users

Any Settings merupakan salah satu jenis evaluasi yang melibatkan kontrol secara variatif terhadap pengguna. Kontrol secara variatif tersebut berarti tim pengembang dapat melakukan evaluasi secara fleksibel, tidak perlu mengawasi langsung, dan bisa di mana saja. Dalam kata lain, jenis evaluasi ini merupakan gabungan dari Controlled dan Natural Settings untuk memberikan fleksibilitas maksimal dalam perolehan data. Jenis evaluasi ini banyak digunakan karena dapat menjangkau populasi yang lebih luas dengan waktu yang lebih efisien. Jenis evaluasi ini bisa berbentuk analitik maupun model yang dilakukan oleh tim pengembang. Secara sederhana, metode analitik yang dilakukan adalah menganalisis perlakukan dan perilaku pengguna melalui representasi data yang diolah, mislanya kuesioner atau survey. Sedangkan, metode model dapat dilakukan dengan membandingkan suatu model A dengan B yang dibedakan berdasarkan tampilan User Interface (UI), misalnya implementasi Fitt’s Law. Meskipun jenis evaluasi ini dinilai memiliki banyak kelebihan, Any Settings juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah variabilitas data yang umumnya tinggi. Variabilitas yang tinggi ini disebabkan oleh karena pengguna yang dievaluasi berasal dari spesifikasi sampel yang terlalu luas, sehingga pengolahan data akan menjadi semakin rumit karena preferensi dari setiap responden tentu akan berbeda-beda pula.

Dengan demikian, jenis evaluasi yang hendak digunakan dalam memperoleh data sebaiknya dipertimbangkan oleh tim pengembang. Hal ini dikarenakan setiap jenis dari Controlled, Natural, dan Any Settings memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, tim pengembang harus mampu dalam memilah jenis evaluasi terkait sesuai dengan kebutuhannya. Apabila hendak memperoleh data evaluasi dari lingkungan yang terkontrol dan tanpa gangguan, maka gunakan jenis Controlled Settings. Namun, jika ingin memperoleh data evaluasi semirip mungkin dengan kondisi nyata pengguna saat menggunakan aplikasi dan melibatkan adanya gangguan faktor eksternal secara alamiah, maka gunakan Natural Settings. Sedangkan, ketika ingin mendapatkan data evaluasi secara evaluasi dengan populasi yang lebih luas, maka sebaiknya menggunakan Any Settings. Dengan demikian, tahap evaluasi ini sangatlah penting dalam menguji usability dari sistem dan mengetahui tingkat kepuasan pengguna, tetapi pemilihan dari jenis evaluasi yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Penulis:

  • Gabriel Martin Prasona
  • Kevin Jiovanni Kuslin
  • Nicholas William
  • Yauw Linda Aprilly Suryani Harta

Mahasiswa CS – PPTI BCA