Seiring bertambahkanya fitur, developer, dan tekanan untuk bergerak cepat, kode program dalam proyek perangkat lunak sering kali tumbuh tidak terkendali. Struktur yang awalnya sederhana bisa berubah menjadi kompleks dan sulit dipahami. Bahkan, meskipun aplikasi tetap berjalan dengan baik, bagian dalamnya bisa menjadi penuh pengulangan, logika yang tidak konsisten, atau penamaan yang membingungkan. Hal ini bisa memperlambat pengembangan di masa depan dan meningkatkan risiko munculnya bug.

Untuk mengatasi masalah tersebut, developer menerapkan refactoring, sebuah proses penting untuk merapikan kode yang sudah ada tanpa mengubah fungsionalitasnya. Dengan refactoring, developer bisa menjaga kualitas kode tetap tinggi, mengurangi technical debt, dan membuat kode lebih mudah dirawat oleh siapa pun yang bekerja dengannya.

 

Apa itu Refactoring?

Refactoring adalah proses sistematis mengubah struktur internal dari kode sumber tanpa mengubah output atau perilaku eksternalnya. Tujuan utama refactoring adalah memperbaiki kualitas kode: membuatnya lebih bersih, lebih mudah dibaca, lebih modular, dan lebih mudah diuji. Ini bukan tentang menambahkan fitur baru, tetapi memperbaiki cara fitur yang sudah ada.

Refactoring dapat dilakukan dalam skala kecil, seperti mengubah nama variabel agar lebih deskriptif, maupun dalam skala besar, seperti memisahkan kelas atau memindahkan logika bisnis ke tempat yang lebih tepat.

Sumber: Mohammed, 2024

 

Tujuan dan Manfaat Refactoring

Refactoring membawa berbagai manfaat yang sangat penting bagi pengembangan perangkat lunak jangka panjang, antara lain:

  • Better Readability: Kode yang lebih bersih dan terstruktur memudahkan developer lain untuk memahami dan mengelolanya.
  • Reduced Complexity: Logika yang berantakan dan rumit diubah menjadi bagian-bagian kecil yang jelas dan mudah diuji. Hal ini membuat proses debugging dan pengembangan lebih efisien.
  • Improved Maintainability: Kode yang bersih dan terorganisir lebih mudah untuk diperbarui, diperbaiki, atau dikembangkan. Developer dapat melakukan perubahan tanpa rasa takut merusak bagian lain yang tidak berkaitan.
  • Reduced Technical Debt: Dengan struktur yang lebih sederhana dan konsisten, kesalahan dalam logika program lebih mudah dideteksi.
  • Enhanced Performance: Dalam beberapa kasus, refactoring juga membantu meningkatkan efisiensi program dengan menghilangkan proses yang redundan atau tidak optimal.
  • Effortless Extensibility: Kode yang modular dan rapi jauh lebih mudah untuk diperluas. Menambahkan fitur baru dapat dilakukan dengan risiko lebih kecil terhadap gangguan di bagian lain sistem.

 

Contoh Refactoring Sederhana

Sebelum Refactoring

python
if customer.age > 65:

if customer.has_membership:

discount = 0.20

Setelah Refactoring

python
def is_eligible_for_senior_discount(customer):

return customer.age > 65 and customer.has_membership

 

if is_eligible_for_senior_discount(customer):

discount = 0.20

Refactoring di atas tidak mengubah hasil akhir program, namun membuat logika lebih jelas dan mudah dipahami oleh siapa pun yang membacanya.

 

Kapan Harus Melakukan Refactoring?

Refactoring bisa dilakukan dalam beberapa situasi berikut:

  • Sebelum menambahkan fitur baru, agar fitur tersebut dibangun di atas fondasi kode yang kuat dan bersih.
  • Saat menemukan kode yang sulit dipahami, meskipun fungsinya masih berjalan.
  • Setelah memperbaiki bug, untuk merapikan kode agar tidak menimbulkan bug yang serupa di masa depan.
  • Selama code review, ketika tim menemukan struktur kode yang bisa disederhanakan atau dipecah.
  • Rule of three, ketika kamu memiliki kode yang mirip sebanyak tiga kali, saatnya refactor menjadi satu prosedur bersama.

Melakukan refactoring secara rutin merupakan praktik yang sangat direkomendasikan dalam proses pengembangan perangkat lunak.

 

Teknik Refactoring

Ada banyak teknik yang dapat digunakan dalam refactoring dan semuanya bergantung pada masalah yang dihadapi. Beberapa teknik umum antara lain:

  • Extract Method: Memindahkan potongan kode menjadi fungsi atau metode terpisah.
  • Rename Variable/Method: Mengganti nama agar lebih deskriptif dan sesuai konteks.
  • Inline Variable: Menghapus variabel sementara yang tidak perlu.
  • Replace Magic Number with Constant: Menggunakan konstanta dengan nama bermakna daripada angka langsung.
  • Decompose Conditional: Memecah logika kondisional yang kompleks menjadi bagian-bagian sederhana.
  • Encapsulate Field: Menyembunyikan akses langsung terhadap data melalui getter/setter.
  • Move Method / Extract Class: Memindahkan metode atau membagi kelas besar menjadi beberapa kelas kecil sesuai tanggung jawabnya.

Teknik-teknik ini dapat dilakukan satu per satu dengan dukungan IDE modern yang biasanya menyediakan fitur refactoring otomatis.

Sumber: Chong, 2023

 

Kesalahan Umum dalam Refactoring

Walaupun refactoring sangat bermanfaat, proses ini tetap perlu dilakukan dengan hati-hati. Beberapa kesalahan umum yang perlu dihindari:

  • Tidak memiliki pengujian otomatis sebelum refactoring

Tanpa test, kamu bisa tidak sengaja mengubah perilaku program.

  • Melakukan perubahan besar sekaligus

Sebaiknya lakukan refactoring secara bertahap agar mudah dilacak dan diuji.

  • Refactoring saat tenggat waktu sempit

Mengubah struktur kode tanpa waktu cukup untuk pengujian bisa sangat berisiko.

  • Tidak mendokumentasikan perubahan besar

Meskipun fungsionalitas tidak berubah, perubahan struktur tetap perlu diinformasikan ke tim.

Dengan praktik yang baik, refactoring dapat dilakukan secara aman, bahkan menjadi bagian dari alur kerja rutin dalam pengembangan perangkat lunak.

 

Kesimpulan

Refactoring bukan hanya sekadar merapikan kode, tapi juga cara berpikir dalam membangun perangkat lunak yang tangguh dan mudah dikembangkan. Dengan melakukan refactoring secara rutin dan terstruktur, developer bisa menghindari masalah besar di masa depan, mempercepat proses pengembangan, serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif bagi seluruh tim.

Jika kamu merasa kode di proyekmu mulai sulit dipahami, penuh pengulangan, atau terlalu kompleks, itulah tanda bahwa sudah waktunya refactoring.

 

Penulis

Arya Krisna Putra S.Kom., M.Kom – FDP Scholar

 

Refererensi

  1. Apa Itu Refactoring Code? Pengertian, Manfaat, dan Tekniknya. https://www.codepolitan.com/blog/apa-itu-refactoring-code-pengertian-manfaat-dan-tekniknya/
  2. Apa itu Refactoring?. https://www.revou.co/kosakata/refactoring
  3. Fowler, M. Refactoring: Improving the design of existing code. https://refactoring.com/
  4. Refactoring. https://refactoring.guru/refactoring