Source: Midjourney

Dalam dunia desain antarmuka pengguna (User Interface Design), keberhasilan sebuah aplikasi atau website tidak hanya ditentukan oleh tampilannya yang menarik, tetapi juga oleh kemudahan dan kenyamanan pengguna dalam berinteraksi dengannya. Salah satu panduan yang paling berpengaruh dalam dunia desain UI adalah “8 Golden Rules of Interface Design” yang diperkenalkan oleh Ben Shneiderman, seorang pakar di bidang interaksi manusia dan komputer (Human-Computer Interaction). Delapan aturan emas ini menjadi fondasi penting bagi desainer UI/UX untuk menciptakan sistem yang intuitif, konsisten, dan efisien. Artikel ini akan membahas secara mendalam setiap prinsip serta bagaimana penerapannya dalam praktik desain modern.

Source: Midjourney

  1. Strive for Consistency (Berusahalah untuk Konsisten)
    Konsistensi adalah kunci dalam desain antarmuka. Pengguna cenderung merasa nyaman jika pola, warna, ikon, dan tata letak berfungsi dengan cara yang sama di seluruh sistem. Misalnya, tombol “Simpan” sebaiknya selalu memiliki warna dan posisi yang sama pada setiap halaman. Konsistensi membantu pengguna mempelajari sistem dengan lebih cepat karena mereka tidak perlu menyesuaikan diri dengan aturan baru setiap kali berpindah halaman.
  2. Enable Frequent Users to Use Shortcuts (Berikan Jalan Pintas untuk Pengguna Berpengalaman)
    Tidak semua pengguna memiliki tingkat keahlian yang sama. Pengguna baru membutuhkan panduan, sementara pengguna berpengalaman menginginkan efisiensi. Memberikan shortcut seperti kombinasi tombol, perintah cepat, atau gesture control akan mempercepat interaksi dan meningkatkan produktivitas. Contohnya, kombinasi “Ctrl + S” untuk menyimpan file menjadi bentuk efisiensi yang sudah universal di berbagai aplikasi.
  3. Offer Informative Feedback (Berikan Umpan Balik yang Informatif)
    Setiap tindakan pengguna harus menghasilkan respon yang jelas dari sistem. Misalnya, ketika pengguna menekan tombol “Kirim”, muncul animasi loading atau pesan “Pesan sedang dikirim”. Umpan balik seperti ini memberi rasa kendali dan kepastian bahwa tindakan mereka berhasil diproses. Tanpa umpan balik, pengguna bisa mengira sistem tidak berfungsi dan akhirnya menekan tombol berkali-kali.
  4. Design Dialogs to Yield Closure (Rancang Dialog agar Memberikan Kejelasan)
    Setiap proses harus memiliki awal, pertengahan, dan akhir yang jelas. Misalnya, setelah pengguna menyelesaikan formulir, sistem harus menampilkan pesan “Pendaftaran Berhasil” atau “Transaksi Selesai”. Pesan penutup ini memberikan rasa puas dan menandai bahwa proses telah berhasil, sekaligus mempersiapkan pengguna untuk langkah berikutnya.
  5. Offer Simple Error Handling (Berikan Penanganan Kesalahan yang Sederhana)
    Kesalahan tidak dapat dihindari dalam interaksi manusia dan komputer. Namun, tugas desainer adalah meminimalkannya dan memberikan solusi yang mudah dipahami. Pesan kesalahan (error message) sebaiknya ditulis dalam bahasa yang jelas dan tidak teknis, seperti: “Password terlalu pendek, minimal 8 karakter” alih-alih “Error code 403”. Sistem yang baik juga memberikan saran perbaikan sehingga pengguna dapat memperbaiki kesalahan dengan mudah.
  6. Permit Easy Reversal of Actions (Izinkan Pembatalan Aksi dengan Mudah)
    Pengguna harus merasa aman saat menjelajahi sistem. Fitur seperti “Undo”, “Back”, atau “Cancel” memberi mereka kebebasan untuk mengoreksi tindakan yang salah tanpa takut kehilangan data. Prinsip ini juga meningkatkan rasa percaya pengguna terhadap sistem, karena mereka tahu setiap langkah yang diambil dapat dikendalikan.
  7. Support Internal Locus of Control (Berikan Pengguna Kendali Penuh)
    Pengguna harus merasa bahwa mereka mengendalikan sistem, bukan sebaliknya. Hindari desain yang memaksa pengguna mengikuti alur tanpa pilihan, seperti pop-up yang sulit ditutup atau navigasi yang membingungkan. Desain yang baik memberi kebebasan dan fleksibilitas, serta memastikan bahwa keputusan akhir tetap ada di tangan pengguna.
  8. Reduce Short-Term Memory Load (Kurangi Beban Memori Jangka Pendek Pengguna)
    Otak manusia memiliki kapasitas terbatas dalam mengingat informasi. Oleh karena itu, antarmuka harus dirancang agar pengguna tidak perlu mengingat banyak hal sekaligus. Gunakan elemen visual yang familiar, menu yang jelas, dan petunjuk yang selalu terlihat. Misalnya, menyertakan breadcrumb navigation membantu pengguna mengetahui posisi mereka di dalam sistem tanpa perlu mengingat halaman sebelumnya.

Kesimpulan

8 Golden Rules of Interface Design bukan sekadar panduan teknis, melainkan prinsip psikologis yang berfokus pada perilaku dan kenyamanan manusia dalam berinteraksi dengan sistem digital. Dengan menerapkan aturan-aturan ini, desainer tidak hanya menciptakan tampilan yang menarik secara visual, tetapi juga pengalaman pengguna yang intuitif, efisien, dan memuaskan. Dalam era di mana interaksi digital menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, memahami dan menerapkan delapan aturan emas ini adalah langkah penting menuju desain antarmuka yang benar-benar efektif dan berpusat pada pengguna.

Penulis: 

Samson Ndruru, S.Kom., M.Kom. (FDP Scholar)

Daftar Pustaka:

  1. https://www.cs.umd.edu/users/ben/goldenrules.html
  2. https://www.uxmatters.com/mt/archives/2022/10/applying-the-8-golden-rules-of-user-interface-design.php