Gambar 1. Simulasi menggunakan VR untuk Fire Fighter (Source: Google)

Tidak hanya berdampak pada industri Kesehatan saja, namun juga immersive technology juga turut mengambil peran dalam industri jasa publik atau layanan darurat, misalnya pemadam kebakaran. Tentunya teknologi ini memungkinkan petugas pemadam kebakaran untuk berlatih dalam lingkungan yang aman dengan pengalaman imersif yang meniru situasi nyata. Dalam pelatihannya, seperti peserta dapat berlatih skenario penanggulangan kebakaran, melakukan pencarian dan penyelamatan di lingkungan virtual yang realistis, serta belajar menangani berbagai bahaya lingkungan seperti api, asap, dan runtuhan. Pengalaman imersif ini meningkatkan kesiapan peserta dan membuat pelatihan lebih efektif dibandingkan pelatihan konvensional. Dalam beberapa jurnal dan artikel ilmiah yang saya baca, terdapat banyak sekali keuntungan dalam penerapan training fire fighter ini seperti berikut:

  1. Latihan yang Aman dan Hemat Biaya dikarnakan pelatihan dapat dilakukan secara aman tanpa risiko cedera, baik untuk peserta maupun untuk peralatan yang digunakan. Selain itu, penggunaan VR mengurangi kebutuhan sumber daya fisik dan biaya besar yang sering kali dibutuhkan untuk latihan nyata, seperti bahan bakar untuk simulasi kebakaran atau pengadaan peralatan.
  2. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wheeler et al. (2021) terdapat peningkatan Keterampilan Mental dan Kesiapan Psikologis: melalui pelatihan VR karna memberikan pengalaman yang dapat meningkatkan kesiapan mental dan keterampilan pengambilan keputusan. Misalnya, VR digunakan untuk melatih keterampilan komandan dalam skenario kebakaran dengan menghadirkan tantangan seperti kebakaran yang membesar atau peralatan yang tiba-tiba rusak. Latihan ini membantu komandan mengembangkan kemampuan dalam membuat keputusan cepat dan tepat di situasi darurat.
  3. Pelatihan menggunakan VR menyediakan alat untuk mengukur dan menilai keterampilan secara teknis dan mental para peserta selama sesi latihan. Umpan balik yang diberikan lebih obyektif dan spesifik, memungkinkan peserta untuk mengetahui bagian mana yang perlu diperbaiki. Ini meningkatkan kualitas pelatihan dan hasil yang didapatkan oleh peserta.

Para trainer juga dapat merasakan Keterlibatan yang Lebih Tinggi dan dengan Pelatihan Berulang dalam sesi VR dibandingkan dengan pelatihan konvensional. Selain itu, dengan penerapan ini, peserta dapat mengulangi  atihan sebanyak mungkin sampai mereka merasa percaya diri dengan keterampilan yang telah dipelajari. Pelatihan berulang ini sangat membantu dalam memastikan keterampilan tetap terjaga dan siap diaplikasikan di kondisi nyata.

Dapat dilihat pada contoh Gambar 1. menunjukkan penerapan teknologi imersif menggunakan Virtual Reality (VR) dalam pelatihan petugas pemadam kebakaran (fire fighter). Seorang peserta pelatihan mengenakan headset VR, yang memungkinkan trainer untuk berinteraksi langsung dengan simulasi situasi kebakaran secara realistis. Simulasi ini menciptakan lingkungan latihan yang aman namun mendekati kondisi kebakaran nyata, di mana peserta dapat berlatih keterampilan penting seperti penggunaan alat pernapasan, penanganan selang, dan pengambilan keputusan cepat dalam kondisi darurat.

Gambar 2. Simulasi menggunakan VR untuk Fire Fighter Training. (Sumber: Wheeler et al. (2021).)

Gambar 3. Breathing apparatus training in a live fire environment for New Zealand firefighters. (Sumber: Wheeler et al. (2021).)

Teknologi VR membantu memberikan pengalaman yang lebih mendalam dan imersif, yang sangat efektif dalam meningkatkan kesiapan petugas dalam menghadapi situasi nyata. Selain itu, pelatihan ini lebih hemat biaya dan aman karena tidak memerlukan sumber daya fisik yang besar seperti bahan bakar atau peralatan yang rawan rusak. Gambar ini mencerminkan bagaimana immersive technology dapat digunakan dalam industri layanan darurat untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelatihan petugas pemadam kebakaran.

Kesimpulan

Penerapan immersive technology dalam pelatihan petugas pemadam kebakaran menunjukkan bagaimana teknologi dapat mentransformasi cara manusia belajar menghadapi situasi berisiko tinggi. Melalui simulasi Virtual Reality (VR), pelatihan dapat dilakukan secara aman, efisien, dan realistis tanpa mengorbankan keselamatan maupun sumber daya fisik. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga memperkuat kesiapan mental, kemampuan pengambilan keputusan, serta keterlibatan peserta dalam latihan berulang yang lebih efektif dibandingkan metode konvensional. Dengan evaluasi objektif dan pengalaman imersif yang menyerupai kondisi nyata, immersive training seperti ini menjadi inovasi penting untuk membentuk petugas yang lebih sigap, terampil, dan tangguh dalam menghadapi situasi darurat di dunia nyata.

Penulis: 

Samson Ndruru, S.Kom., M.Kom. (FDP Scholar)

Daftar Pustaka:

  1. Wheeler, S. G., Engelbrecht, H., & Hoermann, S. (2021). Human factors research in immersive virtual reality firefighter training: A systematic review. Frontiers in Virtual Reality, 2, 671664.