Mahasiswa BINUS Data Science Buktikan Kualitasnya di Ajang Teknologi Nasional COMPFEST 17

COMPFEST merupakan ajang teknologi tahunan bergengsi yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia, menjadi wadah bagi mahasiswa di seluruh Indonesia untuk mengasah kemampuan digital dan berjejaring dengan praktisi industri. Salah satu program unggulannya, COMPFEST Academy, menghadirkan pelatihan intensif di empat bidang utama: Data Science, Software Engineering, UI/UX Design, dan Product Management. Melalui kombinasi antara pembelajaran teori dan tantangan praktis, peserta diuji melalui serangkaian seleksi ketat — mulai dari kompetisi Kaggle, studi kasus, hingga wawancara — untuk menentukan sepuluh tim terbaik dari ratusan peserta yang mendaftar di seluruh nusantara.
Dari ratusan peserta yang mendaftar, tim mahasiswa BINUS University dari Data Science Program berhasil menembus babak final COMPFEST 17 Data Science Academy. Tim ini terdiri dari Frederick Allensius, Ivan William Lianata, dan Kang Nicholas Darren Nugroho — tiga mahasiswa yang berbagi semangat eksplorasi di bidang data dan teknologi. Ide untuk mengikuti kompetisi ini bermula dari rasa penasaran Frederick setelah melihat unggahan temannya di LinkedIn yang menjadi mentee pada COMPFEST 16. Dorongan tersebut kemudian berkembang menjadi kolaborasi solid di antara ketiganya untuk mencoba peruntungan di edisi berikutnya. Dalam tahap seleksi, para peserta Data Science Academy diuji melalui Kaggle competition dan studi kasus analisis data yang menuntut kombinasi antara keahlian teknis dan kemampuan berpikir strategis. Tim Data Science BINUS membangun model ensemble learning menggunakan LightGBM dan XGBoost, yang membawa mereka menempati peringkat ke-2 pada leaderboard Kaggle dan peringkat ke-4 secara keseluruhan, hingga akhirnya dinobatkan sebagai salah satu dari 10 tim terbaik Data Science Academy.
Selama tiga minggu intensif, para peserta Data Science Academy menjalani proses pembelajaran yang komprehensif, mulai dari data cleaning, exploratory data analysis (EDA), feature engineering, machine learning, deep learning, ensemble learning, explainable AI, hingga data visualization menggunakan Tableau. Setiap pekan diakhiri dengan case study menantang yang menguji kemampuan berpikir analitis dan kolaboratif peserta: mulai dari kompetisi prediksi berbasis data, analisis topik (topic modeling) terhadap ulasan pelanggan, hingga perancangan dashboard interaktif di Tableau. Tak hanya berfokus pada teori, seluruh kegiatan ini juga dilengkapi dengan sesi mentoring eksklusif bersama praktisi industri terkemuka, yang membuka wawasan peserta tentang bagaimana konsep data science diterapkan untuk memecahkan masalah nyata di dunia profesional. Pengalaman inilah yang menjadikan COMPFEST Academy bukan sekadar pelatihan, tetapi simulasi dunia kerja teknologi yang sesungguhnya.
Konsistensi, kemampuan analitis, dan semangat kolaboratif membawa Tim Data Science BINUS menorehkan prestasi gemilang di ajang COMPFEST 17. Salah satu anggota tim, Frederick Allensius, bahkan dinobatkan sebagai Best Participant Data Science Academy, sebuah pengakuan atas dedikasi dan kontribusinya selama program berlangsung. Usai menyelesaikan program utama, seluruh peserta dari keempat bidang akademi berkolaborasi dalam Cross Academy Project — sebuah tantangan lintas disiplin yang menggabungkan keahlian Data Science, UI/UX Design, Product Management, dan Software Engineering. Dalam proyek ini, tim BINUS berperan sebagai garda depan analisis data, mengekstraksi insight dari dataset kompleks untuk dijadikan fondasi pengembangan solusi teknologi oleh tim lain. Hasil kolaborasi tersebut diwujudkan dalam bentuk pitch deck komprehensif yang memuat konsep produk, alur desain, diagram sistem, hingga rencana tech stack yang realistis untuk diimplementasikan. “Setelah ikut akademinya, saya baru benar-benar paham bahwa para mentor dan pembicara adalah profesional aktif di industri,” ujar Frederick. “Dari situ saya belajar langsung teknik-teknik industry-grade untuk proses data science, dan yang paling menarik adalah melihat bagaimana hasil analisis kami menjadi dasar bagi tim lain dalam merancang solusi yang nyata.” Pengalaman ini tidak hanya menegaskan kemampuan mahasiswa Data Science BINUS dalam memahami konsep analisis data, tetapi juga membuktikan bahwa mereka siap bersaing dan berkolaborasi di ekosistem teknologi yang dinamis dan multidisiplin.
Bagi Frederick dan timnya, COMPFEST 17 bukan sekadar kompetisi, melainkan laboratorium pembelajaran nyata untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, ketahanan, dan kolaborasi di lingkungan yang sangat kompetitif. “Awalnya kami tidak menyangka bisa lolos dan bahkan meraih penghargaan,” kenang Frederick. “Tapi kami percaya, dalam belajar yang terpenting adalah mendapatkan feedback sebanyak mungkin — karena dari percobaan dan kegagalan, justru lahir pembelajaran paling berharga. Fail fast, learn fast.” Capaian ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa Data Science BINUS tidak hanya unggul dalam pemahaman teknis, tetapi juga memiliki mentalitas pembelajar sejati yang siap beradaptasi dengan tantangan industri digital. Melalui semangat kolaborasi dan inovasi yang ditanamkan di lingkungan School of Computer Science (SoCS) BINUS University, para mahasiswa didorong untuk menjadi pionir perubahan di era berbasis data. Bagi para siswa SMA yang memiliki rasa ingin tahu tinggi terhadap dunia data, teknologi, dan inovasi, kisah ini menjadi pengingat bahwa kesempatan untuk berkembang selalu terbuka luas. Mulailah perjalananmu di dunia Data Science bersama BINUS University — tempat lahirnya talenta muda yang kolaboratif, kompeten, dan diakui di tingkat nasional.
Penulis: Karli Eka Setiawan, S.Si. M.Kom.
Comments :