Panduan Praktis Untuk Menerapkan Technology Acceptance Model

Sumber gambar: Ideogram.ai
Dalam dunia penelitian dan pengembangan teknologi, Technology Acceptance Model (TAM) menjadi salah satu kerangka paling populer untuk memahami bagaimana pengguna menerima atau menolak teknologi baru. Model ini tidak hanya digunakan di ranah akademik, tetapi juga oleh developer, desainer UX, hingga perusahaan yang ingin mengetahui mengapa sebuah sistem berhasil diadopsi atau justru sebaliknya. Artikel ini memberikan panduan langkah demi langkah dalam menggunakan TAM.
- Menentukan Konteks dan Tujuan Penelitian
Langkah pertama adalah menentukan konteks teknologi atau sistem yang ingin diuji. Berikut beberapa contoh komteks teknologi di mana TAM dapat digunakan:
- Aplikasi e-learning atau LMS (Learning Management System)
- Aplikasi perbankan digital
- Sistem ERP di perusahaan
- Chatbot, AI tools, atau aplikasi berbasis cloud
Selain itu, tentukan juga tujuan penelitian atau pengujiannya, misalnya:
- Mengukur tingkat penerimaan pengguna terhadap sistem baru.
- Mengetahui faktor yang paling berpengaruh dalam adopsi teknologi.

Sumber: https://www.mdpi.com/1660-4601/20/2/1347
- Merancang Kuesioner Berdasarkan Variabel TAM
Kuesioner adalah alat utama dalam penelitian TAM. Setiap variabel diukur menggunakan beberapa pernyataan yang dinilai dengan skala Likert (misalnya 1 = sangat tidak setuju hingga 5 = sangat setuju).
Berikut contoh item pernyataan:
| Variabel | Contoh Pernyataan |
| Perceived Usefulness (PU) | “Saya merasa teknologi ini meningkatkan produktivitas saya.” |
| Perceived Ease of Use (PEOU) | “Teknologi ini mudah untuk dipelajari dan digunakan.” |
| Attitude Toward Use (ATU) | “Saya memiliki pandangan positif terhadap penggunaan teknologi ini.” |
| Behavioral Intention (BI) | “Saya berencana untuk terus menggunakan teknologi ini di masa depan.” |
| Actual Use (AU) | “Saya sering menggunakan teknologi ini dalam aktivitas sehari-hari.” |
Pastikan setiap variabel memiliki setidaknya 3–5 item agar hasilnya valid secara statistik.
- Mengumpulkan Data
Setelah kuesioner siap, tahap berikutnya adalah pengumpulan data. Responden dapat berupa pengguna aktif atau calon pengguna teknologi yang sedang diteliti. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Gunakan jumlah responden minimal 30–50 untuk analisis awal, dan >100 untuk hasil yang lebih kuat.
- Kuesioner dapat disebar melalui Google Form, atau platform survei lainnya.
- Pastikan data anonim untuk menjaga kejujuran responden.
- Analisis Data
Analisis TAM biasanya dilakukan dengan metode statistik, untuk melihat hubungan antar variabel dan menguji hipotesis. Berikut beberapa metode yang umum digunakan:
- Regresi Linier Berganda: digunakan untuk melihat pengaruh langsung antar variabel (misalnya PEOU → PU → BI).
- SEM (Structural Equation Modeling): metode paling umum dalam penelitian TAM karena mampu menguji hubungan kompleks antar variabel secara simultan.
- PLS (Partial Least Squares): alternatif SEM yang cocok untuk jumlah sampel kecil.
Untuk melakukan analisis, kita dapat menggunakan bantuan software, seperti SPSS yang cocok digunakan untuk regresi sederhana. Atau kita juga dapat menggunakan Python untuk analisis lanjutan.
Contoh hasil analisis:
Jika Perceived Ease of Use berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention, maka kemudahan penggunaan menjadi kunci utama adopsi teknologi.
- Interpretasi Hasil dan Rekomendasi
Setelah hasil diperoleh, interpretasikan hubungan antar variabel dan buat rekomendasi praktis. Berikut beberapa contohnya:
Jika PU paling berpengaruh → fokus pada peningkatan fungsi dan manfaat sistem.
Jika PEOU paling berpengaruh → prioritaskan desain antarmuka dan kemudahan navigasi.
Jika Trust atau Security signifikan → perbaiki sistem keamanan dan komunikasi privasi.
Hasil dari TAM tersebut kemudian dapat digunakan kembali oleh pihak yang berkepentingan, misalnya bagi pengembang, hasil analisis TAM dapat digunakan untuk memperbaiki desain produk. Kemudian bagi peneliti, hasil TAM dapat digunakan untuk mengembangkan teori penerimaan teknologi atau eksperimen lanjutan. Selanjutnya bagi perusahaan dapat digunakan untuk menyusun strategi transformasi perusahaan yang lebih efektif.
Penutup
Technology Acceptance Model bukan sekadar teori, tetapi alat analisis perilaku pengguna yang dapat diterapkan di berbagai bidang, mulai dari akademik hingga industri. Dengan memahami langkah-langkah penerapannya, kita dapat melihat bagaimana persepsi pengguna membentuk keberhasilan adopsi teknologi. Ketika peneliti dan pengembang menggabungkan hasil TAM dengan praktik desain yang baik, maka teknologi yang dihasilkan adalah teknologi yang canggih sekaligus dapat digunakan oleh masyarakat atau penggunanya.
Penulis
Muhammad Alfhi Saputra, S.Kom., M.Kom.
Referensi
Davis, F. D. (1989). Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of information technology. MIS Quarterly, 13(3), 319–340.
Venkatesh, V., & Davis, F. D. (2000). A theoretical extension of the technology acceptance model: Four longitudinal field studies. Management Science, 46(2), 186–204.
Gefen, D., Karahanna, E., & Straub, D. W. (2003). Trust and TAM in online shopping: An integrated model. MIS Quarterly, 27(1), 51–90.
Alsyouf, A., Lutfi, A., Alsubahi, N., Alhazmi, F. N., Al-Mugheed, K., Anshasi, R. J., Alharbi, N. I., & Albugami, M. (2023). The Use of a Technology Acceptance Model (TAM) to Predict Patients’ Usage of a Personal Health Record System: The Role of Security, Privacy, and Usability. International Journal of Environmental Research and Public Health, 20(2), 1347.
Comments :