Apakah Smartphone Membuat Kita Makin Tidak Fokus?

(Sumber: Courtesy of Unsplash)
Smartphone kini menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Kita menggunakannya untuk belajar, bekerja, berkomunikasi, hingga hiburan. Namun banyak orang bertanya: mengapa semakin sering menggunakan smartphone, kita justru semakin sulit fokus?
Para peneliti dalam bidang psikologi dan ilmu kognitif menemukan bahwa smartphone memang dapat memengaruhi perhatian dan kualitas fokus manusia. Berikut penjelasan singkat dan mudah dipahami.
- Notifikasi Mengacaukan Konsentrasi

(Sumber: Courtesy of Unsplash)
Setiap notifikasi menuntut atensi otak. Bahkan suara atau getaran kecil dapat memutus rangkaian fokus yang sedang kita bangun. Ketika fokus terputus, otak memerlukan waktu untuk kembali ke tingkat konsentrasi sebelumnya.
Efeknya:
- tugas sederhana menjadi lebih lama
- belajar terasa lebih berat
- produktivitas menurun
- pikiran menjadi lebih mudah melompat ke hal lain
Secara psikologis, notifikasi membuat otak selalu “siaga”, sehingga sulit mencapai fokus mendalam (deep focus).
- Smartphone Mendorong Kebiasaan Multitasking

(Sumber: Courtesy of Unsplash)
Beralih antara chat, video, email, dan media sosial membuat otak terbiasa berpindah-pindah. Masalahnya, otak manusia tidak dirancang untuk multitasking.
Kebiasaan multitasking digital dapat menyebabkan:
- penurunan kualitas memori
- berkurangnya kemampuan memahami informasi
- meningkatnya kelelahan mental
- kesulitan mempertahankan perhatian jangka panjang
Tanpa disadari, kebiasaan ini membuat otak sulit untuk kembali fokus pada satu tugas.
- Efek “Attention Residue”
Penelitian menunjukkan bahwa ketika kita berpindah tugas, sebagian perhatian kita masih tertinggal di aktivitas sebelumnya. Ini disebut attention residue.
Contohnya:
Saat belajar, lalu mengecek pesan sebentar, pikiran kita tidak langsung kembali ke mode belajar. Sebagian atensi tetap “tersangkut” pada isi pesan, meski kita sudah kembali ke buku.
Inilah salah satu penyebab mengapa sesi belajar terasa kurang efektif.
- Informasi yang Terlalu Banyak

(Sumber: Courtesy of Unsplash)
Smartphone memberi akses tanpa batas ke informasi:
- berita
- video pendek
- media sosial
- hiburan
- chat grup
Kelebihan informasi membuat otak sulit menentukan prioritas. Akibatnya, kita sering merasa sulit fokus meskipun tidak ada gangguan langsung.
Fenomena ini disebut information overload, kondisi saat otak kewalahan memproses informasi.
- Smartphone Mengubah Cara Kita Mengisi Waktu Hening
Waktu hening (quiet time) sangat penting untuk:
- mencerna informasi
- menenangkan pikiran
- mengatur emosi
- menjaga fokus
Namun smartphone membuat “waktu kosong” langsung terisi dengan scrolling atau notifikasi. Tanpa ruang hening, otak kesulitan memulihkan kejernihan fokus.
- Apakah Semua Ini Buruk? Tidak Selalu
Smartphone tidak sepenuhnya buruk. Ia sangat berguna untuk:
- belajar cepat
- akses informasi
- komunikasi penting
- produktivitas
- navigasi kehidupan sehari-hari
Masalahnya muncul ketika penggunaan menjadi tidak terarah dan berlebihan.
Kuncinya adalah penggunaan yang sadar, bukan sekadar frekuensinya.
Kesimpulan
Smartphone dapat memengaruhi kemampuan fokus melalui notifikasi, multitasking digital, informasi berlebihan, dan kebiasaan mengisi waktu kosong. Namun dengan penggunaan yang teratur dan terarah, smartphone tetap dapat mendukung produktivitas dan pembelajaran.
Memahami sisi psikologis penggunaan smartphone membantu kita mengambil kendali kembali atas perhatian dan kualitas hidup.
Penulis:
Dr. Hidayaturrahman, S.Kom., M.T.
Referensi
Rosen, L. D., Lim, A., Carrier, L. M., & Cheever, N. A. (2014). An empirical examination of the educational impact of text message interruptions during college lectures. Computers in Human Behavior, 36, 75–81.
Ophir, E., Nass, C., & Wagner, A. D. (2009). Cognitive control in media multitaskers. Proceedings of the National Academy of Sciences, 106(37), 15583–15587.
Mark, G., Gudith, D., & Klocke, U. (2008). The cost of interrupted work: More speed and stress. CHI Conference Proceedings.
Comments :