Seperti yang sudah tertulis jelas di nama sebutannya, virtual reality berasal dari kata ‘virtual’ dan ‘reality’ yang secara harafiah, ‘virtual’ diartikan sebagai sesuatu yang mirip atau hampir sama, dan ‘reality’ diartikan sebagai sesuatu yang nyata yang kita alami sebagai manusia. Jadi istilah ‘virtual reality’ dapat diartikan sebagai sesuatu yang mendekati kenyataan. Namun arti tersebut masih belum terlalu menjelaskan apa yang dimaksud dengan virtual reality sebagai teknologi yang sedang naik daun sekarang ini. Secara teknikal, virtual reality adalah istilah untuk mendeskripsikan sebuah suasana dan lingkungan sekeliling yang dihasilkan oleh komputer, yang dapat dieksplorasi dan berinteraksi dengan seseorang. Orang tersebut juga menjadi bagian dari dunia virtual tersebut dan selama mereka disana, mereka dapat memanipulasi objek atau melakukan aksi tertentu di dunia virtual tersebut.

Subjek utama dari sebuah virtual reality (VR) adalah dengan mensimulasikan penghilatan. Setiap headset VR bertujuan untuk menyempurnakan dalam membuat sebuah lingkungan 3D yang nyata. Di headset VR terdapat dua buah layar yang terletak di depan masing-masing mata, untuk mengeliminasi interaksi pengguna dengan dunia nyata. Dua lensa autofocus juga terdapat dilayar dan dapat menyesuaikan berdasarkan pegerakan dan posisi mata. Tampilan pada layar dapat di render menggunakan sebuah ponsel genggam atau pun sebuah PC dengan menghubungkannya menggunakan kabel HDMI.

Virtual Reality ini sudah diaplikasikan ke berbagai bidang di kehidupan. Bidang-bidang tersebut adalah bidang hiburan seperti video games, bioskop atau film, music dan konser dan lain-lain. Lalu bidang robotic, bidang social science and psychology, bidang kesehatan dan terapi, bidang edukasi dan pelatihan, bidang seni dan beberapa bidang lainnya.

Teknologi VR di bidang kesehatan membantu kemajuan dari dunia kesehatan. Dengan adanya VR, para ternaga kesehatan (orang yang bekerja di bidang kesehatan) dapat melakukan berbagai macam hal yang dapat membantu pekerjaan, peneliatan, atau pelatihan mereka. Mereka dapat mengvisualisasikan struktur anatomi dari setiap pasien yang ada misalnya, mereka dapat belajar mengenai prosedur operasi dengan melihat sebuah gambar nyata melalui VR. Mereka dapat berlatih melakukan sebuah operasi melalui teknologi VR. Para ahli juga dapat memanfaatkan teknologi VR seperti merencanakan sebuah operasi terhadap seorang pasien, karena VR dapat mengvisualisasikan struktur anatomi tubuh dari si pasien tersebut. Lalu, untuk pelatihan operasi, para peserta tidak selalu perlu berlatih menggunakan tubuh mayat (cadaver), VR dapat memodelkan tubuh yang akan digunakan untuk melatih para peserta pelatihan yang masih memerlukan pelatihan tersebut sebelum menggunakan cadaver asli ataupun melakukan operasi nyata. Para ahli bedah juga dapat melakukan telesurgery, yaitu dimana ahli bedah dan pasien yang dibedah berada di lokasi yang berbeda. Telesurgery ini dapat membantu  seperti dalam peristiwa kecelakaan dimana korban dapat dioperasikan ditempat daripada harus membawa korban ke sebuah rumah sakit terdekat yang dapat menyebabkan korban terlambat dirawat, atau peristiwa dimana tentara yang terluka dapat dioperasikan di medan tempur dimana sang ahli bedah berada di tempat yang lebih aman, atau peristiwa dimana korban terlalu lemah atau terlalu terluka nutuk ditransportasikan ke rumah sakit. Selain itu, VR juga dapat membantu merawat pasien yang memilik phobia.

Author :

  • Kevin Chandra (1901464176)
  • Irene Anindaputri Iswanto (D5874)

Sources:

https://en.wikipedia.org/wiki/Applications_of_virtual_reality