Sumber: Unsplash

Visualisasi data yang menarik dan interaktif kini jadi kebutuhan penting untuk dashboard, laporan analytics, maupun aplikasi frontend. Untuk kamu yang mencari library grafik JavaScript yang praktis dan efisien, lima pilihan berikut ini patut dipertimbangkan karena cocok untuk berbagai level kompleksitas proyek:

  • Chart.js
  • ApexCharts.js
  • Apache ECharts
  • D3.js
  • Plotty.js

Lima library di atas semuanya open-source dan cocok untuk berbagai skala proyek frontend. Masing-masing memiliki karakteristik unik yang dapat disesuaikan dengan skala dan kompleksitas proyek, mulai dari aplikasi sederhana hingga sistem analitik yang kompleks.

 

Bagaimana Cara Memilih Library Grafik yang Tepat?

Sebelum kita bahas satu per satu, penting bagi frontend developer untuk mengetahui apa saja hal yang perlu dipertimbangkan saat memilih library grafik. Masing-masing proyek bisa punya kebutuhan yang berbeda, jadi tidak ada satu jawaban yang cocok untuk semua. Berikut beberapa faktor utama yang bisa kamu pertimbangkan:

  • Kemudahan penggunaan: Apakah library ini mudah dipahami, punya dokumentasi lengkap, dan cepat untuk dipakai tanpa banyak konfigurasi?
  • Jenis chart yang didukung: Apakah kamu hanya butuh bar/line chart dasar, atau butuh yang kompleks seperti heatmap, radar, atau 3D?
  • Performa dan ukuran: Seberapa besar ukuran bundle-nya?
  • Interaktivitas dan animasi: Apakah ada fitur zoom, hover, pan, tooltip, atau transisi visual menarik?
  • Kompatibilitas framework: Apakah library ini mendukung integrasi dengan framework seperti React, Vue, atau Angular?
  • Lisensi: Apakah library ini open-source dan bisa digunakan untuk proyek komersial tanpa biaya tambahan?

Dengan memahami hal-hal di atas, kamu akan lebih mudah menentukan mana library yang paling cocok dengan kebutuhan proyekmu.

 

1. Chart.js

Chart.js adalah library grafik berbasis canvas yang ringan dan open-source. Library ini sangat populer karena kesederhanaannya dan kemudahan integrasi, terutama untuk grafik-grafik dasar seperti bar, line, pie, dan radar. Cocok untuk aplikasi dashboard ringan, laporan internal, dan prototipe visual.

Kelebihan:

  • API intuitif, dengan dokumentasi lengkap dan banyak contoh.
  • Animasi dan interaksi dasar seperti tooltip dan legend sudah tersedia tanpa konfigurasi rumit.

Kekurangan:

  • Kurang fleksibel untuk membuat grafik kompleks atau custom
  • Hanya berbasis canvas, sehingga tidak bisa diakses atau dimanipulasi lewat DOM seperti SVG.

Instalasi dan Penggunaan:

NPM

npm install chart.js

CDN

https://cdn.jsdelivr.net/npm/chart.js@4.5.0/dist/chart.umd.min.js

Hasil:

Chart.js adalah pilihan ideal untuk frontend developer yang ingin menampilkan grafik dasar dengan cepat dan tanpa banyak konfigurasi. Tidak cocok jika kamu butuh chart kustom atau interaktivitas kompleks.

 

2. ApexCharts.js

ApexCharts adalah library grafik modern berbasis SVG dan canvas, yang menawarkan antarmuka pemrograman sederhana namun sangat kaya fitur. Library ini sangat kompatibel dengan framework modern seperti React, Vue, dan Angular.

Kelebihan:

  • Mendukung banyak jenis grafik interaktif.
  • Responsif dan animasi sudah built-in.
  • Dokumentasi bagus dan API mudah dipahami.

Kekurangan:

  • Ukuran bundle lebih besar dari Chart.js.
  • Kurang fleksibel untuk manipulasi custom visual tingkat lanjut seperti D3.js.

Instalasi dan Penggunaan:

NPM

npm install apexcharts

CDN

https://cdn.jsdelivr.net/npm/apexcharts

Hasil:

ApexCharts adalah solusi ideal untuk developer yang butuh chart modern, responsif, dan elegan dengan sedikit usaha. Sangat cocok untuk dashboard bisnis atau aplikasi komersial.

 

3. Apache Echarts

ECharts adalah library open-source buatan Baidu dan saat ini di-maintain oleh Apache Foundation. ECharts terkenal karena kemampuannya menangani dataset besar dan visualisasi yang interaktif. Cocok untuk proyek berskala besar atau enterprise.

Kelebihan:

  • Mendukung grafik kompleks dan dataset besar.
  • Dapat menggunakan Canvas atau SVG.
  • Animasi dan interaksi lengkap.

Kekurangan:

  • Kurva belajar lebih tinggi dari Chart.js/ApexCharts.
  • File bawaan cukup besar.

Instalasi dan Penggunaan:

NPM

npm install echarts

CDN

https://cdn.jsdelivr.net/npm/echarts/dist/echarts.min.js

Hasil:

ECharts sangat cocok untuk frontend engineer yang menangani data besar atau butuh jenis grafik yang sangat spesifik. Sangat powerful, meskipun agak kompleks di awal.

 

4. D3.js

D3.js adalah library low-level berbasis DOM/SVG untuk memanipulasi data dan membuat visualisasi dari nol. Fleksibel dan sangat powerful, cocok untuk visualisasi custom.

Kelebihan:

  • Kontrol penuh terhadap tampilan dan interaksi.
  • Berbasis SVG dan DOM, bisa digabungkan dengan HTML/CSS.
  • Banyak plugin dan ekosistem besar.

Kekurangan:

  • Tidak menyediakan chart siap pakai, semua dibangun manual.
  • Kurva belajar cukup tinggi.

Instalasi dan Penggunaan:

NPM

npm install d3

CDN

https://d3js.org/d3.v7.min.js

Hasil:

D3.js cocok untuk developer yang ingin kontrol total terhadap visualisasi, misalnya untuk animasi data, interaksi kompleks, atau eksperimen visual tingkat lanjut.

 

5. Plotty.js

Plotly.js adalah library deklaratif berbasis D3 dan stack Plotly yang mendukung banyak jenis grafik lanjutan seperti 3D, heatmap, histogram, dan lainnya. Cocok untuk visualisasi statistik dan ilmiah.

Kelebihan:

  • Mendukung interaksi tingkat lanjut.
  • Mudah digunakan tanpa perlu manipulasi DOM langsung.
  • Jenis grafik sangat beragam, termasuk 3D dan geospasial.

Kekurangan:

  • Ukuran file
  • Overkill untuk grafik dasar seperti bar/line

Instalasi dan Penggunaan:

NPM

npm install plotly.js-dist

CDN

https://cdn.plot.ly/ plotly-latest.min.js

 

Hasil:

Plotly.js sangat tepat untuk aplikasi analitik, ilmiah, dan statistik tingkat lanjut. Jika kamu butuh grafik kompleks dan kaya fitur tanpa membuat semuanya dari nol, Plotly adalah pilihan yang kuat.

 

Kesimpulan

Masing-masing library grafik JavaScript yang telah dibahas memiliki kekuatan dan karakteristik tersendiri. Pilihan terbaik akan sangat tergantung pada jenis visualisasi yang ingin dibuat, kompleksitas data, dan kebutuhan proyek secara keseluruhan.

  • js cocok untuk grafik dasar yang ringan dan mudah diimplementasikan.
  • ApexCharts menawarkan tampilan modern dan interaktif dengan setup yang simpel.
  • ECharts unggul untuk data besar dan grafik kompleks seperti 3D atau peta.
  • js memberikan kontrol penuh bagi developer yang butuh visualisasi unik dan custom.
  • js ideal untuk analisis data ilmiah, statistik, dan grafik interaktif tingkat lanjut.

Kelima library ini semuanya bisa digunakan di proyek web maupun mobile via WebView atau PWA, dan mendukung penggunaan melalui NPM maupun CDN.

Dengan memahami fitur dan kelebihan masing-masing, kamu bisa memilih library yang paling sesuai dengan kebutuhan aplikasi kamu, baik itu dashboard bisnis, analitik interaktif, atau visualisasi data publik yang menarik.

 

Penulis

Arya Krisna Putra, S.Kom., M.Kom. – FDP Scholar

 

Referensi

  1. js. Chart.js documentation. https://www.chartjs.org/docs/latest/
  2. APEXCHARTS.JS for Modern Web Applications. https://apexcharts.com/
  3. Apache ECharts. Apache Echarts: An Open Source JavaScript Visualization Library. https://echarts.apache.org/en/index.html
  4. js.D3: The JavaScript library for bespoke data visualization. https://d3js.org/
  5. Plotly JavaScript Open Source Graphing Library. https://plotly.com/javascript/