Pendahuluan

Dalam era digital saat ini, pertukaran data antar sistem menjadi fondasi utama dalam pengembangan perangkat lunak, aplikasi web, dan layanan berbasis cloud. Agar komunikasi antar sistem berjalan dengan baik, dibutuhkan format data yang standar, mudah dipahami, dan efisien. Dua format yang paling banyak digunakan hingga kini adalah JSON (JavaScript Object Notation) dan XML (eXtensible Markup Language).

Keduanya memiliki tujuan yang sama — yaitu menyusun dan mentransfer data antar aplikasi atau sistem — tetapi menggunakan pendekatan dan struktur yang berbeda. Artikel ini akan membahas secara mendalam perbedaan antara JSON dan XML dari berbagai aspek seperti sintaks, efisiensi, fleksibilitas, serta penerapannya dalam dunia nyata.

Source : https://nordicapis.com/what-is-the-difference-between-json-and-xml/

Apa Itu JSON dan XML?

  1. JSON (JavaScript Object Notation)

JSON adalah format ringan untuk pertukaran data yang mudah dibaca oleh manusia dan mudah diurai oleh mesin.
Dikembangkan dari sintaks JavaScript, JSON menggunakan struktur key-value (kunci-nilai) untuk merepresentasikan data. Format ini kini digunakan secara luas di berbagai bahasa pemrograman dan menjadi standar dalam API modern dan web service.

Contoh JSON:

{

“nama”: “Jumbo”,

“umur”: 22,

“mahasiswa”: true,

“jurusan”: “Teknik Informatika”

}

JSON disusun menggunakan tanda kurung kurawal {} untuk objek dan kurung siku [] untuk array. Format ini ringkas, efisien, dan ideal untuk komunikasi antara frontend dan backend aplikasi.

  1. XML (eXtensible Markup Language)

XML adalah format berbasis markup yang dirancang untuk menyimpan dan mengangkut data dengan struktur yang dapat diperluas (extensible).
Berbeda dengan JSON, XML menggunakan tag pembuka dan penutup untuk mendeskripsikan elemen data.

Contoh XML:

<mahasiswa>

  <nama>Jumbo</nama>

  <umur>22</umur>

  <mahasiswa>true</mahasiswa>

  <jurusan>Teknik Informatika</jurusan>

</mahasiswa>

XML banyak digunakan dalam aplikasi enterprise, sistem perbankan, serta protokol komunikasi seperti SOAP (Simple Object Access Protocol).

Struktur dan Sintaks

Aspek JSON XML
Struktur Data Key-value pairs Elemen bertingkat (tags)
Tipe Data String, number, boolean, array, object, null Semua data berupa teks
Penanda Struktur Kurung kurawal {}, kurung siku [] Tag pembuka <tag> dan penutup </tag>
Atribut Tidak ada atribut, hanya pasangan key-value Mendukung atribut di dalam tag
Komentar Tidak didukung secara resmi Didukung (<!– komentar –>)
End Tag Tidak diperlukan Wajib ditutup
Ukuran Data Ringan Lebih besar karena tag berulang
Keterbacaan Lebih sederhana Lebih verbose dan kompleks

Perbandingan Fungsional JSON dan XML

  1. Kemudahan Penggunaan

JSON lebih mudah dibaca manusia dan diolah mesin karena strukturnya sederhana. XML, meskipun lebih terstruktur, sering dianggap terlalu panjang dan rumit untuk aplikasi sederhana.

  1. Efisiensi Ukuran dan Kecepatan

Karena JSON tidak menggunakan tag penutup, ukuran file JSON lebih kecil dibanding XML.
Hasil studi Mozilla Developer Network (2024) menunjukkan bahwa parsing JSON rata-rata 35% lebih cepat daripada XML dalam proses komunikasi API.

  1. Dukungan terhadap Tipe Data

JSON secara alami mendukung berbagai tipe data seperti angka, string, boolean, array, dan objek. Sementara XML memperlakukan semua isi elemen sebagai teks, sehingga pengembang perlu melakukan konversi manual ke tipe data lain.

  1. Validasi Data

XML memiliki sistem validasi kuat menggunakan DTD (Document Type Definition) dan XML Schema (XSD), memungkinkan pengembang mendefinisikan struktur data yang sangat ketat.
JSON juga memiliki standar validasi modern bernama JSON Schema, namun implementasinya masih lebih ringan dibanding XML Schema.

  1. Kompatibilitas dan Dukungan
  • JSON menjadi format utama untuk RESTful API, aplikasi web, dan integrasi sistem modern seperti Node.js, React, dan Python.
  • XML masih banyak digunakan dalam sistem enterprise dan layanan lama (legacy systems), terutama di sektor finansial, logistik, dan pemerintahan.

JSON vs XML dalam Dunia Nyata

Aspek JSON XML
Digunakan dalam REST API, Web Apps, Mobile Apps SOAP, Web Services, Enterprise Systems
Parsing di Browser Didukung langsung oleh JavaScript Membutuhkan parser eksternal
Fleksibilitas Format Sangat cocok untuk struktur dinamis Lebih cocok untuk data yang kaku dan hierarkis
Aplikasi Umum API Twitter, Firebase, OpenWeather, MongoDB RSS Feeds, Office OpenXML, SOAP Web Services

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan JSON

  • Sintaks sederhana dan mudah dibaca.
  • Ukuran file kecil → transmisi data cepat.
  • Didukung oleh hampir semua bahasa pemrograman modern.
  • Ideal untuk komunikasi real-time seperti websocket atau API mobile.

Kekurangan JSON

  • Tidak mendukung komentar secara resmi.
  • Tidak sebaik XML dalam mendefinisikan struktur data kompleks.
  • Tidak cocok untuk dokumen dengan elemen beranotasi atau meta-informasi detail.

Kelebihan XML

  • Mendukung atribut, namespace, dan metadata kompleks.
  • Memiliki sistem validasi kuat (DTD dan XSD).
  • Cocok untuk penyimpanan data berlapis dan pertukaran dokumen formal.

Kekurangan XML

  • Struktur verbose → file lebih besar.
  • Parsing lebih lambat dibanding JSON.
  • Tidak efisien untuk komunikasi data berulang seperti API modern.

Evolusi Penggunaan

Seiring berkembangnya teknologi web, tren menunjukkan bahwa penggunaan JSON meningkat tajam, sementara XML menurun untuk aplikasi berbasis internet.

Menurut survei Stack Overflow Developer Survey (2024):

  • 83% pengembang lebih memilih JSON untuk komunikasi API.
  • XML kini lebih sering digunakan di sistem legacy atau dokumen seperti Office OpenXML (file .docx, .xlsx).

Namun, XML tetap penting di sektor industri tertentu yang membutuhkan keamanan, validasi, dan interoperabilitas tinggi, misalnya di sistem keuangan, medis, dan pemerintahan.

Contoh Penggunaan di API

Contoh Respons REST API (Format JSON):

{

“status”: “success”,

“user”: {

“id”: 123,

“nama”: “Jumbo”,

“role”: “admin”

  }

}

Contoh Respons SOAP (Format XML):

<response>

<status>success</status>

<user>

<id>123</id>

<nama>Jumbo</nama>

<role>admin</role>

</user>

</response>

Hampir semua platform modern seperti Twitter API, YouTube Data API, Firebase, dan OpenAI API kini menggunakan JSON sebagai format utama karena efisiensinya.

Kesimpulan

Baik JSON maupun XML memiliki peran penting dalam sejarah pertukaran data digital.
JSON unggul dalam kesederhanaan, efisiensi, dan kecepatan, menjadikannya pilihan utama untuk sistem modern, aplikasi web, dan komunikasi API.
Sementara itu, XML tetap relevan untuk sistem besar yang memerlukan struktur data kompleks, validasi ketat, atau interoperabilitas dengan sistem lama.

Singkatnya:
JSON cocok untuk aplikasi cepat dan modern.
XML cocok untuk sistem besar dan terstruktur secara formal.

Keduanya bukan pesaing mutlak, melainkan dua alat berbeda yang digunakan sesuai konteks kebutuhan sistem dan tingkat kompleksitas data yang dihadapi.

Penulis

Fiqri Ramadhan Tambunan S.Kom., M.Kom – FDP Scholar

Referensi

  1. ECMA International. (2017). ECMA-404: The JSON Data Interchange Syntax. https://www.ecma-international.org
  2. Bray, T. (2017). RFC 8259: The JavaScript Object Notation (JSON) Data Interchange Format. Internet Engineering Task Force (IETF).
  3. W3C. (2016). Extensible Markup Language (XML) 1.1 (Second Edition). https://www.w3.org/XML/
  4. Mozilla Developer Network (MDN). (2024). JSON vs XML – Data Interchange Formats. https://developer.mozilla.org
  5. W3Schools. (2024). Difference Between JSON and XML. https://www.w3schools.com/js/js_json_xml.asp
  6. Stack Overflow. (2024). Developer Survey Results: API Formats. https://survey.stackoverflow.co/2024
  7. Oracle Documentation. (2023). Using JSON and XML in Web Services. https://docs.oracle.com