Tingkat Kesiapan Teknologi: Mengukur Sejauh Mana Inovasi Siap Diterapkan

Banyak hasil penelitian dan inovasi teknologi di perguruan tinggi maupun lembaga riset di Indonesia yang berpotensi besar untuk digunakan masyarakat. Namun, tidak sedikit pula yang berhenti di tahap laboratorium dan gagal mencapai tahap implementasi. Salah satu penyebab utamanya adalah belum adanya ukuran yang jelas mengenai sejauh mana teknologi tersebut siap digunakan secara nyata. Untuk menjawab tantangan ini, diperkenalkan konsep Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) atau dalam istilah internasional dikenal sebagai Technology Readiness Level (TRL).
Apa Itu Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)?
TKT adalah ukuran sistematis yang menunjukkan seberapa matang suatu teknologi untuk diterapkan di dunia nyata. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh NASA pada tahun 1970-an untuk menilai kesiapan teknologi sebelum diterapkan dalam misi luar angkasa. Konsep ini kemudian juga diadaptasi untuk diterapkan di Indonesia demi mengukur kesiapan suatu inovasi untuk implementasi.
TKT terdiri atas sembilan (9) level yang menggambarkan tahapan perkembangan teknologi, mulai dari penelitian dasar hingga tahap implementasi penuh.
Berikut deskripsi singkat mengenai sembilan Level Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)
| Level | Deskripsi Singkat |
| TKT 1 | Prinsip dasar teknologi mulai diteliti dan diidentifikasi. |
| TKT 2 | Formulasi konsep teknologi berdasarkan hasil riset awal. |
| TKT 3 | Bukti konsep (proof of concept) telah ditunjukkan melalui eksperimen awal. |
| TKT 4 | Validasi komponen teknologi dilakukan di lingkungan laboratorium. |
| TKT 5 | Validasi sistem di lingkungan yang relevan dengan kondisi nyata. |
| TKT 6 | Prototipe diuji dalam lingkungan sebenarnya untuk menilai performa. |
| TKT 7 | Sistem atau prototipe lengkap didemonstrasikan dalam skala pilot. |
| TKT 8 | Sistem telah terverifikasi dan siap dioperasikan sesuai standar. |
| TKT 9 | Teknologi diimplementasikan secara penuh dan siap dikomersialisasikan. |
TKT memberikan panduan yang jelas agar setiap peneliti memahami di mana posisi teknologi mereka dan langkah apa yang diperlukan untuk naik ke level berikutnya.
Mengapa TKT Penting?
TKT berfungsi sebagai alat ukur objektif yang digunakan untuk beberapa hal, seperti:
- Menilai kematangan hasil penelitian.
- Menentukan kelayakan inovasi untuk diterapkan di masyarakat atau industri.
- Menjadi dasar dalam proses pendanaan dan hilirisasi penelitian.
- Mendorong peneliti untuk menghasilkan teknologi yang aplikatif dan berdaya guna.
Selain itu, TKT membantu menciptakan bahasa yang sama antara peneliti, industri, dan pemerintah. Dengan TKT, pihak industri dapat memahami tingkat kesiapan suatu teknologi sebelum memutuskan untuk melakukan investasi atau kerja sama.
Tantangan dalam Peningkatan TKT
Meskipun sistem TKT telah membantu banyak peneliti dalam mengukur kemajuan risetnya, ada beberapa tantangan yang masih sering dihadapi, misalnya:
- Banyak penelitian berhenti di TKT 3 – 4, karena keterbatasan dana penelitian dan fasilitas uji lapangan.
- Minimnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri.
- Belum semua peneliti memahami kriteria teknis dan administratif untuk menaikkan level TKT.
Strategi untuk Meningkatkan TKT
Agar inovasi dapat mencapai tahap implementasi bahkan hingga komersialisasi, diperlukan langkah strategis yang terencana, antara lain:
- Kolaborasi sejak awal antara peneliti / kampus dan industri. Riset akan lebih terarah jika kebutuhan pengguna akhir sudah diketahui sejak tahap awal.
- Pemanfaatan program pendanaan riset terapan. Seperti Matching Fund, RISPRO LPDP, dan skema-skema lain untuk riset hilirisasi.
- Peningkatan kemampuan peneliti dalam manajemen inovasi. Termasuk pelatihan terkait prototyping, standardisasi, dan uji performa.
Dengan strategi tersebut, diharapkan semakin banyak hasil riset Indonesia yang dapat mencapai TKT tinggi dan siap diadopsi oleh masyarakat maupun dunia industri.
Penutup
Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) merupakan standard yang diciptakan untuk mengukur sejauh apa inovasi yang sudah diciptakan oleh peneliti atau penemu. Melalui pengukuran TKT, peneliti dapat mengetahui posisi teknologinya dalam rantai pengembangan atau industri, sekaligus memahami langkah-langkah yang harus diambil menuju implementasi.
Dengan pemahaman dan penerapan yang tepat, sistem TKT dapat menjadi jembatan antara riset akademik dan kebutuhan industri, memastikan bahwa hasil penelitian tidak hanya berhenti di atas kertas, tetapi benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat.
Penulis
Muhammad Alfhi Saputra, S.Kom., M.Kom. – FDP Scholar
Referensi
NASA. (2023). Technology Readiness Levels. https://www.nasa.gov/directorates/somd/space-communications-navigation-program/technology-readiness-levels/
Swiss German University. (2024). https://arcs.sgu.ac.id/tingkat-kesiapan-teknologi/
Comments :