Figure 1. Ilustrasi konsep Decentralized Identity (DID) berbasis jaringan terdistribusi. (https://nordicapis.com/how-decentralized-identity-will-transform-banking)

Pernahkah Anda lupa password, bahkan untuk akun penting? Atau merasa lelah harus mengingat puluhan kombinasi username dan kode unik hanya untuk bisa mengakses layanan digital?

Kita hidup di dunia yang semakin bergantung pada identitas digital, tetapi ironisnya, identitas itu tidak sepenuhnya milik kita. Ia tersebar di mana-mana—tersimpan di server perusahaan, aplikasi e-commerce, layanan kampus, dan platform media sosial. Setiap tempat meminta kita memberikan sedikit demi sedikit bagian dari diri kita.

Decentralized Identity (DID) hadir sebagai pendekatan baru yang mencoba mengubah hubungan itu. Alih-alih menitipkan identitas ke platform, DID menempatkan kendali Kembali ke tangan pengguna. Dalam konsep ini, identitas digital bukan lagi sesuatu yang “dipinjamkan” oleh perusahaan, melainkan sesuatu yang kita pegang dan kita Kelola sendiri.

 

Apa Itu Decentralized Identity?

Decentralized Identity adalah cara memverifikasi identitas digital tanpa bergantung pada otoritas pusat seperti Google, Facebook, atau bahkan lembaga pemerintah. Sederhananya, DID adalah KTP digital yang Anda simpan dalam dompet digital pribadi (digital wallet). Tidak ada satu server pun yang menyimpan semua data Anda. Tidak ada satu perusahaan pun yang bisa kehilangan atau menjual identitas Anda.

DID terdiri dari:

  1. Identifier unik (DID string)
  2. Kunci publik
  3. Kunci privat (hanya milik pengguna)
  4. Verifiable Credentials (VC) seperti “sertifikat” digital terbitan lembaga terpercaya

Di sinilah filosofi DID berbeda jauh dari login email dan password tradisional.

Mengapa DID Penting di Era Sekarang?

  1. Keamanan Tanpa Password
    DID menggunakan kriptografi kunci publik, bukan password. Tidak ada lagi daftar password bocor, brute-force attack, atau pencurian kredensial.
  1. Pengguna Memegang Kendali
    Anda memutuskan apa yang dibagikan dan kepada siapa. Tidak perlu lagi memberikan email, nomor HP, atau data pribadi yang berlebihan untuk login.
  1. Portabilitas Identitas
    Satu DID bisa dipakai di berbagai platform, seperti kartu identitas universal.
  1. Privasi Tingkat Tinggi
    Anda dapat menunjukkan hanya informasi yang perlu, misalnya: membuktikan bahwa anda berusia di atas 18 tahun tanpa memberi tahu tanggal lahir lengkap.

DID membuat identitas digital lebih efisien, lebih privat, dan lebih manusiawi.

 

Bagaimana DID Bekerja?

Figure 2. Alur interaksi antara issuer, holder, dan verifier dalam sistem DID. (https://www.dock.io/post/decentralized-identity)

Sistem DID terdiri dari tiga peran utama:

  1. Issuer: organisasi yang mengeluarkan kredensial (passport office, universitas, lembaga kursus).
  2. Holder: pengguna yang menyimpan kredensial di dompet digital pribadinya.
  3. Verifier: pihak yang memeriksa keabsahan kredensial (perusahaan, bank, toko daring).

Prosesnya sederhana:

  1. Lembaga menerbitkan Verifiable Credential ke dompet digital pengguna.
  2. Saat pengguna perlu membuktikan sesuatu, verifier meminta bukti.
  3. Pengguna menandatangani permintaan itu dengan kunci privat miliknya.
  4. Verifier mengecek tanda tangan menggunakan kunci publik di blockchain.
  5. Jika cocok, verifikasi berhasil tanpa membocorkan data apa pun.

Tidak ada server pusat. Tidak ada data yang “disimpan” oleh pihak ketiga. Identitas benar-benar berada di tangan pengguna.

 

Tantangan Decentralized Identity

Meski menjanjikan, DID masih menghadapi beberapa rintangan:

  1. Adopsi yang Belum Merata
    Platform besar harus sepakat mengadopsi standar DID agar ekosistemnya matang.
  1. Edukasi Pengguna
    Banyak orang belum paham cara kerja private key, wallet, dan keamanan digital pribadi.
  1. Risiko Kehilangan Kunci Privat
    Jika pengguna kehilangan kunci privat tanpa mekanisme pemulihan, DID dapat hilang selamanya.
  1. Interoperabilitas dan Regulasi
    Standar seperti W3C DID masih berkembang, dan tiap negara punya regulasi identitas digital berbeda.

Namun, sama seperti internet di awal 2000-an, adopsi besar sering dimulai dari langkah kecil.

Arah Identitas di Masa Depan

Decentralized Identity bukan hanya inovasi teknis ia merupakan ide tentang pemberdayaan pengguna. Tentang memberi kembali kendali atas identitas yang selama ini tercecer di internet.

Bayangkan masa depan ketika:

  1. tidak ada lagi password
  2. tidak ada lagi login menggunakan platform pihak ketiga
  3. identitas digital aman, ringan, dan sepenuhnya milik Anda
  4. verifikasi berlangsung dalam hitungan detik

Dunia digital seperti itu terasa lebih adil, lebih aman, dan lebih menghormati privasi manusia.

Penulis:

Emmanuel Daniel Widhiarto, S.Kom – FDP Scholar

Referensi

  1. Nordic APIs. (2023). How Decentralized Identity Will Transform Banking. https://nordicapis.com/how-decentralized-identity-will-transform-banking
  2. Dock. (2024). Decentralized Identity Overview. https://www.dock.io/post/decentralized-identity
  3. Microsoft Security. (2024). Basics of Decentralized Identity. https://techcommunity.microsoft.com/blog/microsoft-security-blog/decentralized-identity-the-basics-of-decentralized-identity/3071980
  4. GeeksforGeeks. (2024). Decentralized Identity Management in Distributed Systems. https://www.geeksforgeeks.org/system-design/decentralized-identity-management-in-distributed-systems
  5. Okta. (2024). What Is Decentralized Identity?. https://www.okta.com/blog/identity-security/what-is-decentralized-identity